Reporter : Rusdianto Umagapi
SANANA, AM.com–Belum genap sebulan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) sudah menoreh prestasi. Para wakil rakyat ini, bukannya percepat menyusun Alat Kelengkapan Dewan (AKD), malahan ‘keluyuran’ menghabiskan anggaran hingga mencapai kurang lebih Rp 1 miliar. Padahal, parlemen yang dipimpin Sinarho Theis baru berusia 29 hari sejak dilantik 30 September 2019 lalu.
Torehan prestasi ini, menambah daftar buruknya kinerja DPRD kabupaten Kepsul yang seharusnya melaksanakan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 12 tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota, terutama Bab IV pasal 31 terkait pembentukan AKD.
Berdasarkan penuturan ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa Sula (HPMS) kota Ternate, Armin Soamole kepada repoter www.aspirasimalut.com, Selasa (29/10/2019), bahwa prestasi ketua sementara dan 24 wakil rakyat yang menghabiskan APBD sebesar kurang lebih Rp 1 miliar ini, cukup tidak mencerminkan sebagai perwakilan rakyat di parlemen yang seharusnya lebih fokus pada penyambung aspirasi rakyat, terutama pada pelayanan publik yang akan dibahas dalam KUA-PPAS.
“Belum berbuat apa-apa, sudah menghabiskan anggaran Rp1 miliar, bagaimana kalau 5 tahun mendatang?. AKD saja belum terbenyuk, padahal hanya diberikan waktu 2 bulan. Kalau dilihat, berarti akan menghambat proses pembangunan di Sula lewat Paripurna Ranperda tentang APBD tahun anggaran 2020. Masa AKD sampai sekarang belum juga rampung. Kinerja-kinerja anggota dewan yang seperti ini, bukan hanya AKD yang terhambat tetapi Pilkades juga terhambat,”tukas Armin.
Armin membeberkan, anggota DPRD kabupaten Kepsul untuk melaksanakan perjalanan dinas Dalam Provinsi (DP) dengan agenda orientasi menghabiskan uang daerah diangka Rp300 juta.
“Perjalanan dinas di kota Ternate dengan agenda orientasi masing-masing anggota mendapat Rp13 juta, jika ditotalkan mencapai Rp300 juta ditambah dengan beberapa staf kesekretariatan dewan. Padahal, ini hanya melakukan orientasi di kota Ternate. Padahal, ada agenda lain yang lebih penting,”cibirnya.
Ia menambahkan, Pimpinan DPRD Sinaryo Theis bersama 24 anggota lainnya juga saat melakukan perjalan dinas Luar Provinsi (LP) menghabiskan anggaran daerah sebesar Rp650, dengan rincian untuk ketua DPRD Sinaryo Theis sebesar Rp 35 juta, dua wakil masing-masing sebesar Rp30 juta, sementara anggota masing-masing 25 juta.
“Kenapa ini disebut keluyuran dan hanya menghabiskan anggaran daerah. Konsultasi di kementerian dalam negeri (Kemendagri) terkait AKD saja, menghabiskan dana ratusan juta, tapi tidak ada hasil hingga saat ini, buktinya agenda DPRD belum jalan. Jika seperti ini, tidak jauh beda dengan DPRD sebelumnya, dan terus begini maka akan lebih buruk lagi kedepannya,”tegas Armin.