TERNATE, AM.com-Warga RT03 dan RT04 lingkungan Jere Busua, Kelurahan Tanah Tinggi Barat kecamatan Ternate Selatan, Senin (13/11/2017) melakukan unjukrasa di Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Ternate. Buntut dari demontrasi yang nota bene para ibu-ibu ini, lantaran dilingkungan tersebut sudah 3 (tiga) pekan tidak mendapatkan air besih.
Pantauan reporter www.aspirasimalut.com menyebutkan, para ibu-ibu ini setibanya di Kantor PDAM langsung seremper masuk ke ruangan Kasie Distribusi PDAM Kota Ternate, Jhonny dan meminta agar petugas PDAM yang memegang kunci di daerah Jerebusua segera membuka kran air agar bisa mengaliri ke rumah – rumah warga saat itu juga. “Kase bajalang tong pe aer cepat, tong sampe so tara bisa mandi, bacuci deng mumasa. Nanti kalau tong tara bayar baru dong cabut tong pe meteran air, deng denda,”ucap Ida salah satu perwakilan warga setempat.
Setelah beberapa menit kemudian, warga diterima oleh Kasie Distribusi untuk menjelaskan masalah air yang terjadi di Kelurahan Tanah Tinggi Barat. Salah satu warga RT 03, Hj Wanti mengatakan, aksi di PDAM ini, karena air sudah tidak mengalir selama tiga pekan.
Warga mengaku, menerima jika di Kelurahan Tanah Tinggi Barat air mengalir secara bergilir, akan tetapi sudah dua minggu ini bahkan mandi ke WC pun tidak bisa.
Di Satu sisi warga sangat dirugikan, sebab, untuk membeli air warga harus patungan. bayangkan saja jika beli air selama sebulan terhitung satu tangki Rp75 000. sehingga warga merasa tidak mampu bertahan lama.
Para massa aksi mengatakan, sebelumnya sudah dikonfirmasi ke PDAM, namun diakuinta ada warga yang memegang kunci falak. Oleh karena itu,kata masa aksi, masyarakat minta air mengalir seperti biasa, walaupun tidak setiap hari. Kemudian jika ada warga yang memegang kunci falak harus diadili, sebab ini kewenangan pihak PDAM yang menyalahi aturan dan harus diadili sehingga ada efek jerah.
Wanti mengatakan, selama air tidak mengalir, tapi pembayaran air PDAM naik. Warga mentohkan salah satunya Imam di Jerbus, meskipun air tidak mengir tetap bayar mahal.
Menanggapi itu, Kasie Distribusi, Jhonny Bajo, memastikan pihaknya akan turun ke kantor lurah dan menyurat agar ada himbauan ke warga. Bahkan, Jhony mengakui, jika disaat air jalan, terus setelannya terbuka itu berarti lampu di Skep mati lampu sehingga persediaan menurun. Karena kebutuhan air ini sangat vital, karena disaat giliran tapi tidak berjalan.
Terpisah, Walikota Ternate, Burhan Abdurahman, saat dikonfirmasi hanya janji bakal evaluasi Direktur PDAM Kota Ternate, karena sejauh ini air bersih masih menjadi polemik kalangan masyarakat.
Burhan menyampaikan, pemanggilan terhadap Dirut PDAM Saiful Jafar, agar dapat membenahi permasalahan air yang terjadi di dua kelurahan diantaranya Kelurahan jan dan juga kelurahan Jerbus. “Saya sudah meminta kepada Dirut PDAM untuk benahi air-air yang masih menjadi keluhan masyarakat, ” jelasnya.
Dikatakan, sementara diketahui persis bahwa PDAM itu bekerja tergantung mesin jika PLN padam air pun ikut terganggu, oleh karena itu, untuk menyelesaikan masalah air bersih di Kota Ternate maka saat ini dibangun salah satu persediaan air di Ngade. “Kita tetap berusaha keras untuk bagimana masyarakat kota ternate ini bisa menikmati air nesih dengan mudah dan lancar,”ungkapnya
Menurutnya, Permasalahan Air bersih di Kota Ternate sudah menjadi polimik bebrapa kelurahan diantaranya, Kelurahan Jan dan Kelurahan Jerbus, sudah melakukan aksi terkait dengan pembagian air yang tidak kereta terhadap PDAM Kota Ternate, namun sejauh ini tidak ada titik penyelesayan masyarakat terus menderita krisis air beraih.
“Sudah saya sampaikan ke dirut coba harus diatasi kalu permasalahan slobar itu karna alam, tapi air jangan mati-mati lagi harus jalan terus dan saya sudah agak keras sampaikan bahwa coba tenaga dilapangan seperti tenaga tehnik itu pantau terus jangan sampai ada mati baru turun lapangan, “tambahnya.
Untuk itu, diharapakan agar tenaga tehnisi dilapangan harus terus adakan pantawan. Agar permasalahan tidak terjadi lagi. (mg-01)