SOFIFI, AM.com – Kasus stunting tertinggi di Provinsi Maluku Utara adalah di Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng). Meskipun Hidup bergelimang di perusahaan tambang terbesar namun, ini benar-benar kondisi masyarakat
Halmahera Tengah dalam kehidupannya sangat prihatin.
Kehadiran industri di bumi Fogogoru itu ternyata belum memberikan dampak positif bagi warga setempat. Buktinya, banyak anak-anak di Halteng juga kurang asupan gizi.
Ini mencuat pada saat gubernur provinsi Maluku Utara yang diwakili oleh Asisten III Bidang Administrasi Umum Asrul Gailea, secara daring mengikuti rapat teknis roadshow Menko PKM dalam rangaka percepatan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem di Maluku Utara, bertempat di Kediaman Eks Crisant Ternate (29/3/23).
Kepala Dinas Kesehahan Provinsi dr.Idhar Sidi Umar menyebutkan, angka stunting Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara. Diantaranya, naik drastis terjadi di kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) Tahun 2021 yakni 29,1 Persen di Tahun 2022 naik menjadi 32,2 persen, kenaikan 3,1 persen kenaikan stunting kedua Kabupaten Pulau Mortai Tahun 2021 angka 28,3 persen Tahun 2022 naik menjadi 31,2 persen naik 2, 9 persen Ketiga Kepulauan Sula Tahun 2021 27,7 Tahun 2022 naik 28,5 naik 0,8 persen.
Sementara tujuh Kabupaten/Kota lainya menurun Kabupaten Halmahera Timur (Haltim) Tahun 2021 32,7 Tahun 2022 32,3 persen maka turun 0,4 persen Kabupaten Halmahera Utara (Halut) Tahun 2021 di angka 30,5 Tahun 2022 menjadi 24,9 turun 5,6 persen Kabupaten Halmahera Barat (Halbar) pada tahun 2021 yaitu 30 sedangkan pada tahun 2022 turun pada angka 23,9. maka turun 6,1 persen.
Selanjutnya kabupaten Pulau Taliabu Tahun 2021 di angka 35,2 Tahun 2022 turun menjadi 23,7 maka turun 11,5 persen Kota Tidore Tahun 2021 di angka 25,1 Tahun 2022 turun menjadi 19,1 maka turun 6 persen Kota Ternate Tahun 2021 24 persen Tahun 2022 17,7 maka turun 6,3 persen Provinsi Maluku Utara Tahun 2021 27,5 Tahun 2022 di angka 26,1 maka turun 1,4 persen.
Menurutnya, Dalam rangka penurunan stunting maka Pemda harus melakukan inovasi-inovasi jangka panjang misalnya harus di mulai dari remaja penyiapan ketersediaan lapangan kerja menyangkut lingkungan air bersih.
“Dari satu sisi kita melihat akan merubah pendapatan mereka sehingga mereka mampu untuk menyediakan pangan karena stunting akibat kurangnya asupan gizi,”bebernya.
Pemprov Malut mendukung samua wilayah saling mengkaitkan satu dengan yang lain. “Kita tetap menjalankan fungsi – fungsi kita sebagai kordinator,pembinaan,”katanya.
Selain itu, kata Idhar mendorong Kabupaten /Kota karena pelaksanaan ada di Kabupaten/Kota sebagai kordinator Pemprov selalu mengadakan pertemuan melalui tim percepatan penurunan stunting di Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Disentil Halteng yang dikelilingi perusahan tambang. “Itulah yang dibicarakan tadi pada daerah tambang yang justru terjadi kenaikan sekarang kan Halteng dan Haltim stunting tertinggi padahal mereka memiliki kesempatan untuk berkalaborasi dengan perusahan-perusahan di sekitar itu kenapa daerah yang memiliki sumbangsi ekonomi begitu besar tapi rakyatnya miskin,kemiskinan ini berkaitan dengan stunting,”ungkapnya.