BOBONG, AM.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara, menggelar audit maternal dan perinatal tingkat Kabupaten, Selasa (21/05/2024).
Kegiatan yang dilaksanakan di balai rakyat Desa Kilong, Kecamatan Taliabu Barat itu, juga dirangkaikan dengan pembagian parcel stunting.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulau Taliabu, Kuraisiya Marsaoly, mengatakan pada hasil survei Indonesia tahun 2023 menunjukan angka stunting di Kabupaten Pulau Taliabu naik sebesar 6,9 persen sehingga menjadi 30,6 persen.
Hal itu, kata Kuraisiya, berbanding terbalik dengan EPPGBM Kabupaten Pulau Taliabu yang berada pada angka 17,9 persen.
“Berdasarkan hal tersebut, kita dituntut untuk lebih memperkuat integrasi dalam upaya menurunkan stunting,”ungkapnya.
Untuk itu, parcel sehat merupakan salah satu inovasi intervensi spesifik untuk menurunkan stunting di Kabupaten Pulau Taliabu.
Disamping parcel sehat, tambahnya, pada tahun 2024 ini tim yaga mei kembali dibentuk dengan tupoksi untuk menjawab hasil survei kesehatan dan EPPGBM diantaranya;
melakukan pelacakan (pengukuran dan penimbangan), hasil pengukuran langsung dientry pada aplikasi EPPGBM, melakukan pemetaan kasus, presentase hasil pemetaan, intervensi kasus, dan pelaporan rutin.
Selain itu, audit kematian maternal dan perinatal adalah program yang dijalankan dalam rangka akselerasi penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Lebih lanjut Kuraisiya mengungkapkan, angka kematian ibu di tahun 2023 berjumlah 3 orang, dan 4 orang pada 2024. Sementara, angka kematian bayi pada 2023 sebanyak 12 orang, dan 5 orang pada 2024.
“Ini merupakan data yang terlapor, sementara data yang tidak terlapor itu masih ada,”ujarnya.
Dirinya juga berharap agar setiap ibu hamil dapat memeriksakan kandungannya minimal sebanyak enam kali dan melakukan persalinan pada fasyankes.
“Selaku Kepala Dinas Kesehatan, saya mohon kerja samanya untuk semua sasaran ibu hamil diharuskan memeriksakan kandungannya minimal enam kali dan melakukan persalinan di fasyankes,”tandasnya.