Reporter: Risno Rasai
SOFIFI,AM.com – Fungsi media massa salah satunya adalah mengawasi jalannya pemerintahan, namun hal ini rupanya disalahgunakan oleh salah satu pejabat Pemerintah Provinsi Maluku Utara dengan membuat media sendiri untuk mengeruk anggaran publikasi di dinas yang dipimpinnya.
Adalah Mulyadi Tutupoho Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Provinsi Maluku Utara, yang diduga kuat membuat 3 media online sekaligus untuk kepentingan menikmati biaya Pemberitaan Media Online yang bersumber dari APBD tahun 2022 dengan pagu anggaran Rp 790.000.000 (tujuh ratus sembilan puluh juta rupiah).
Mulyadi Tutupoho diduga kuat menjadi dalang dari 3 media yakni Jelinews.com, ngofi.com dan Salawaku.id. hal ini diketahui dari 3 media tersebut hanya memuat berita dan iklan khusus tentang kegiatan Disarpus dan iklan Kadis Arpus.
Salah punggawa berinisial MST yang namanya dipasang Mulyadi di 3 media tersebut mengaku dirinya pernah dimintai KTP oleh Mulyadi, untuk dipasangkan namanya dalam box redaksi di tiga media itu.
“Waktu itu saya di Ambon, Pak Kadis telpon untuk minta KTP saya, tetapi tindak lanjut seperti apa saya tidak tahu dan saya tidak pernah menerima dana atau sesuatu dari Mulyadi,” ungkapnya.
Sementara punggawa yang lain berinisial DU, saat ditelepon mengakui dirinya pernah diajak oleh Mulyadi namun tidak dilibatkan dalam kerja kerja keredaksian, namun DU mengakui dirinya mendapatkan uang dari Mulyadi sebesar Rp 5 juta.
“Dekat lebaran itu (Idul Fitri:red) Mulyadi kirim saya uang Rp 5 juta rupiah,” ungkapnya.
Punggawa di 3 media online tersebut berisikan hanya 3 orang saja yang saling bertukar posisi di 3 media tersebut, dua diantaranya telah mengakui keterlibatan Mulyadi, sementara satu lagi berinisial SWT belum dapat dihubungi.
Diketahui pembuatan 3 media tersebut memang telah direncanakan jauh-jauh hari, hal ini terlihat dari waktu registrasi 3 media tersebut yang sama persis yakni pada 23 Januari 2022. Masih di awal tahun sudah direncanakan.
Mulyadi Tutupoho saat dikonfirmasi tak memberikan bantahan atas informasi tersebut, dia justru memberikan jawaban tak nyambung seperti menyebutkan lokasi keberadaan dia.
“Saya masih di Weda,” singkatnya.
Selanjutnya Mulyadi memilih diam tanpa memberikan bantahan ataupun klarifikasi, padahal telah diberikan kesempatan beberapa hari untuk memberikan jawaban hingga berita ini dipublis.