Reporter : Dirman Umanailo
TERNATE, AM.com-Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Maluku Utara, merelease Nilai Tukar Petani (NTP) pedesaan di tujuh (7) kabupaten/kota bulan Juli 2019 naik 0,43 persen dibandingkan NTP pada bulan Juni 2019 sebesar 97,78 menjadi 98,20.
Kepala BPS Maluku Utara, Misfaruddin, baru-baru ini mengungkapkan, peningkatan NTP pada Juli 2019 dipengaruhi kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian (It) sebesar 0,30 persen. Sementara indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,13 persen.
“Peningkatan NTP provinsi Maluku Utara per bulan Juli 2019 disebabkan oleh naiknya NTP pada beberapa kelompok sub sektor, yaitu kelompok sub sektor Hortikultura, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) dan sub sektor peternakan,”katanya.
Sementara pada Juli 2019, Misfaruddin, menjelaskan, di provinsi Maluku Utara dihitung berdasarkan indeks harga yang diterima petani secara umum mengalami peningkatan sebesar 0,30 persen dibanding pada bulan Juni 2019, yaitu dari 131,89 menjadi 132,29. Jika dilihat menurut sub sektornya terjadi peningkatan It pada kelompok sub sektor Hortikultura dan sub sektor TPR.
Sementara untuk bulan Juli 2019, lanjut dia, bahwa, indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Maluku Utara turun sebesar 0,13 persen, bila dibanding pada bulan Juni 2019, yaitu dari 134,89 menjadi 134,72. Jika dilihat menurut sub sektornya. “Ini terjadi penurunan Ib pada seluruh sub sektor,”ujarnya.
Sedangkan dari sepuluh (10) provinsi di Kawasan Timur Indonesia. Dia mengungkapkan, NTP pada bulan Juli 2019 terhadap Juni 2019 terjadi kenaikan NTP di delapan (8) provinsi dimana peningkatan terbesar terjadi di provinsi Gorontalo yaitu 1,90 persen.
“Sementara 2 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP dimana penurunan terbesar terjadi di Maluku yaitu 0,76 persen,”ungkapnya.
Misfaruddin menambahkan, provinsi Maluku Utara, pada bulan Juli 2019 mengalami inflasi perdesaan, sebesar -0,19 persen yang disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga pada beberapa kelompok pengeluaran khususnya kelompok bahan makanan.
“Dari 10 provinsi di Kawasan Timur Indonesia yang dihitung Industri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT) pada Juli 2019, 8 Provinsi mengalami deflasi dimana Gorontalo merupakan provinsi yang mengalami deflasi perdesaan tertinggi di Kawasan Timur Indonesia yaitu sebesar 2,08 persen,”terang Misfaruddin.
Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena merupakan hasil perbandingan antara hasil produksi pertanian dengan ongkos atau biaya produksinya. NTUP Provinsi Maluku Utara pada Juli 2019 secara umum mengalami peningkatan sebesar 0,19 persen.
“Peningkatan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP pada beberapa subsektor yaitu subsektor Hortikultura dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat,”tukasnya.