Reporter : Dirman Umanailo
TERNATE, AM.com-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Teranet menargetkan 100 persen penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) berbasis komputer di 2018. Untuk stimulus program ini di seluruh SMP yang ada di Kota Ternate, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akan melaksanakan sosialisasi Ujian Nasional Berbasis Computer (UNBK).
Kepala Dikbud kota Ternate Ibrahim Muhammad mengatakan, dari hasil sementara setelah dilakukan uji coba oleh bidang pendidikan untuk mengenditifikasi di setiap sekolah wilayah kota Ternate, para siswa calon peserta ujian sudah dapat memahami UN berbasis komputer. “Maka harus sekolah SMP yang diutamakan lebih awal, agar mereka bisa pahami dengan UNBK di tahun 2018,”kata Ibrahim saat ditemui diruang kerjanya, Selasa (23/01/2018).
Ia menyebutkan, untuk kota Ternate UN berbasiss computer ini sudah dilaksanakan secara mandiri yakni SMP Negeri 2, SMP Negeri 3, SMP Negeri 4, SMP Negeri 5, dan SMP Negeri 6.
“Penerapan UNBK ini bukan saja sekolah Negeri yang sudah mandiri, tapi juga sekolah swasta juga sedemikian, seperti SMP Katolik Bintang Laut, SMP Banau, SMP Islam Terpadu, SMP Albina, dan SMP Islam 2 Ternate, juga bisa dilaksanakan secara mandiri karena jumlah siswa sudah bisa di pakai komputer yang tersedia di setiap sekolah,”ungkapnya.
kata dia, Ada yang sudah berusaha menggunakan ujian berbasis komputer tetapi masih sistem bermitra karena siswanya sangat banyak maka harus memakai sarana yang dimiliki oleh Sekolah Menegah Atas (SMA). “Sistem ini diberlakukan karena UNBK-nya tidak bersamaan, seperti SMP Negeri 1 kota Ternate bermitra dengan SMA Negeri 1 kota Ternate begitu juga dengan SMP 7 Kota Ternate bermitra dengan SMK Negeri 1, SMP Negeri 11 bermitra dengan SMK Negeri 4, SMP Negeri 13 bermitra dengan SMA Negeri 5, SMP AL-Hairat bermitara dengan SMA Al-hairat, SMP Islam 1 Bermitra dengan SMK Negeri 2,”terangnya.
Ia berharap, agar UNBK di tahun 2018 ini bisa masuk dalam sistem UNBK dari sisi penilaian dari interpertasi dan intigritas sehingga bisaditerapkan 100 persen di kota Ternate. Sebab, menurutnya jika sistem berbasis computer ini dapat diberlakukan maka siswa sudah tidak ada lagi yang menyontek di dalam kelas, dalam sistem ini juga siswa bisa menjalankan ujian dengan sebaik mungkin agar siswa bisa memahami dengan teknologi.
“fase simolasi paling rendah dua kali, simolasi ini seperti mendesain siswa sudah melaksanakan ujian yang berlajut dan menggunakan tehnik soal yang lain bukan soal ujian yang sesungguhnya, dari simolasi ini siswa lebih memahami dengan ujian berbasis komputer yang dilakukan disaat ujian nasional akan datang agar secara psikologi mereka tidak terganggu,”imbuhnya.
Meski begitu, Ibrahim mengaku, ada beberapa sekolah yang tidak bisa menyelenggaraan ujian berbasis computer ini. “Bererapa sekolah ini kami tidak paksa karena mereka tidak bisa evakuasi siswanya untuk bermitra dengan sekolah yang ada di dalam kota Ternate, seperti yang berada di batang 2, moti yang juga mempunyai keinginan tapi jarak yang memakan waktu, maka harus melaksanaka ujian memakai Ujian Kertas Pensil (UKP),”tukasnya.