TERNATE, AM.com – Gubernur Provinsi Maluku Utara (Malut), yang diwakili staf ahli bidang ekonomi, keuangan dan pembangunan, Muliyadi Wowor secara resmi membuka Bimbingan Teknik (Bimtek) penyusuan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca benca, yang dilaksankan oleh badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Provinsi Maluku Utara, bertempat di Hotel Jati, Senin (28/8/23).
Dalam sambutan gubernur yang dibacakan staf Ahli Muliyadi Wowor mengatakan, bahwa Maluku Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk dalam bagian Ring of Fire atau zona bencana yang apabila sampai terjadi, bencana tersebut dapat menimbulkan kerugian baik harta benda maupun jiwa, serta menyebabkan kerusakan infrastruktur, fasilitas umum, serta berdampak pada pemerintahan dan ekonomi dapat berjalan tidak normal.
Menurutnya, dari hasil identifikasi kajian risiko bencana, terdapat 13 jenis bencana yang mengancam masyarakat di wilayah Provinsi Maluku Utara, diantaranya bencana Hidrometeorologi (Banjir, Angin Puting Beliung, Gelombang Pasang dan Abrasi) dan Bencana Geologi (Gempa Bumi, Erupsi Gunung Api) juga kerap terjadi dan bahkan menjadi langganan di beberapa daerah di Maluku Utara,”ungkap Muliyadi.
Untuk itu kata Mulyadi, kondisi tersebut membutuhkan kemampuan berbagai komponen yang ada di Wilayah Maluku Utara untuk menyikapi tantangan risiko bencana yang ada.
Olehanya itu, diperlukan upaya mitigasi, kesiapsiagaan dan mekanisme tanggap darurat yang komprehensif, terukur dan teruji sehingga dapat menumbuhkan kesiapan serta ketangguhan dalam menghadapi bencana.
Menurutnya, salah satu yang tidak kalah penting yang harus diperhatikan juga adalah bagaimana upaya untuk memulihkan kembali segala sektor yang terdampak akibat dari bencana sehingga dapat menjadi normal kembali yaitu Upaya Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pasca Bencana.
Dijelaskan, Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana merupakan upaya yang dilakukan dalam rangka penanggulangan bencana untuk membangun kembali yang lebih baik, aman dan berkelanjutan.
“Agar rehabilitasi dan rekonstruksi dapat terwujud dan terukur, tahapan pemulihan pasca bencana harus diawali dengan Rencana Rehabilitasi Dan Rekostruksi Pasca Bencana,”terangnya.
Sementara, untuk dapat menyusun rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana yang baik, diperlukan Sumber Daya Manusia yang kompeten yang mampu melakukan pengkajian kebutuhan pasca bencana secara cepat, tepat dan terpadu sehingga dapat menjadi rencana yang komprehensif dan berintegrasi.
Mulyadi juga berharap, melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan dan pemahaman para pihak terkait yang terlibat dalam tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana, sehingga peserta yang terlibat dapat menjadi agen-agen dalam perumusan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi di bidangnya masing-masing.
“Mari kita saling berintegrasi dan dapat mewujudakan ketangguhan bencana untuk Maluku Utara di masa yang akan datang, dengan prinsip membangun kembali yang lebih baik, aman dan berkelanjutan build back better, safer, and sustainable,”ungkap Mulyadi mengakhiri sambutannya.
Narasumber yang hadir dalam Kegiatan Mewakili Deputi Rehabilitasi dan Rekonsrtuksi BNPB Pusat, Abriveno Yohanes Lefran. Kepala Pelaksana BPBD Malut, Fehby Alting.