SOFIFI, AM.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Maluku Utara menanggapi dugaan pencemaran lingkungan yang terjadi di wisata Boki Manuru, Desa Sagea Kabupaten Halmahera Tengah.
Kepala DLH Maluku Utara, Fachrudin Tukuboya mengatakan, pihaknya akan melakukan investigasi ke lapangan dan melakukan rapat koordinasi dengan seluruh perusahaan yang berada di Halmahera Tengah (Halteng).
“Jika nanti hasil investigasi kita soal hal tersebut dan dampaknya ditemukan dari kegiatan pertambangan, maka ada langkah tegas berikut sesuai dengan kesepakatan kami dengan pertambangan,”kata Fachrudin Selasa (15/08/2023).
Menurutnya, DLH Provinsi akan lakukan langkah-langkah tegas jika dugaan dampak tersebut bisa memakan dan menimbulkan korban jiwa.
“Kita berharap ke teman-teman perusahaan untuk bisa lebih proaktif, dalam rangka mengelola lingkungan di masing-masing perusahaan,”imbaunya.
Ditanya soal goa Boki Maruru adalah lokasi wisata yang masuk lahan konservasi, namun juga terkena dampak sampai air berwarna coklat saat ini, Meski begitu, Ia mengaku, kemukiman air itu bisa jadi terjadi penebangan hutan secara besar-besaran, sehingga besarnya hujan mengakibatkan air bisa berubah warna kerena banjir.
“Tetapi semua nanti kita masih menunggu hasil investigasi teman-teman DLH Kabupaten Halmahera Tengah, jadi belum bisa menduga yang di Boki Maruru itu, akibat penebangan hutan,”tepisnya
Ia menambahkan, hasilnya akan dilakukan uji laboratorium terkait air tersebut, jangan sampai bisa mengandung mercury.
“Jadi kalau Rabu besok hasil investigasi sudah ada, maka air itu akan segera di uji apakah mengandung merkuri atau hanya karena banjir.”jelasnya.
Sekedar diketahui goa boki Maruru adalah lokasi wisata yang masuk lahan konservasi dan saat ini tiba- tiba air berwarna kecoklatan.