SOFIFI, AM.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara (Malut) melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mencatat Per Juli 2023 sudah 154 kasus kekerasan seksual perempuan dan anak yang terjadi di Provinsi Maluku Utara.
Meski begitu Kepala Dinas P3A bersyukur perhatian intens dari Menteri Sosial (Mensos) terhadap kasus PPA hingga turun langsung temui korban di Kota Ternate Maluku Utara.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Maluku Utara, Musrifah Alhadar mengatakan, pihaknya tidak mungkin bekerja sendiri. Tentu membutuhkan kerja sama semua pihak untuk mengatasi masalah tersebut.
“Sudah banyak hal yang kami lakukan, mulai dari edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat maupun ke anak-anak,”kata Musrifah, Rabu (9/8/2023).
Tentu, lanjut Musrifah, kasus kekerasan perempuan dan anak ini harus diungkapkan. Supaya para pelaku juga mendapatkan efek jerah atas perbuatannya.
Musrrifah sangat bersyukur perhatian Menteri sosial dalam kasus – kasus di Maluku Utara itu sagat baik bahkan adanya pendampingan langsung secara intens dari Kementrian sosial.
“Itu kami sangat bersyukur bahwa ada perhatian dari Menteri pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak begitu juga Kementrian terkait lainnya itu satu nilai poin bagi Kami di Maluku Utara,”ungkapnya.
Ia menyebutkan, hingga bulan Juni 2023 tercatat 154 kasus kekerasan seksual perempuan dan anak di Maluku Utara.
“Kalau di pertengahan tahun jumlah kasus sudah 100 sekian, mudah-mudahan dengan terobosan yang sudah kami lakukan ini, bisa memperkecil jumlah kasus hingga akhir tahun 2023,”harapnya.