SOFIFI,AM.com – Peristiwa kebakaran ruko yang terjadi di pusat ibukota Provinsi Maluku Utara, tepatnya di Desa Galala Kecamatan Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan membuka bobroknya kerja pemerintah dalam melindungi masyarakat.
Pasalnya, kebakaran yang terjadi Jumat (4/11/2022) itu kian sulit ditangani karena tidak adanya mobil pemadam kebakaran (Damkar) yang disiapkan oleh pemerintah, baik Pemerintah Kota Tidore Kepulauan maupun Pemerintah Provinsi Maluku Utara, sehingga masyarakat bersama aparat harus berupaya memadamkan api dengan alat seadanya.
Mendapati realitas seperti ini, Gerakan Mahasiswa Pemerhati Sosial (Gamhas) sektor Universitas Bumi Hijrah (Unibrah) Sofifi mengecam ketidakbecusan pemerintah dengan menggelar aksi kumpul koin untuk membeli mobil damkar, yang berlangsung di bundaran Sofifi, Sabtu malam (5/11/2022).
“Ini sebagai aksi protes kami kepada pemerintah, yang tidak menyiapkan mobil damkar untuk menangani kebakaran di Sofifi,” ungkap salah satu orator Gamhas sektor Unibrah dalam orasinya.
Menurutnya, keberadaan Damkar menjadi sangat penting bagi wilayah yang merupakan ibukota provinsi, namun pemerintah seperti tidak pernah belajar terhadap peristiwa kebakaran yang pernah terjadi beberapa tahun lalu di seputaran pasar Galala.
“Ada banyak sekali aset baik milik pemerintah maupun masyarakat yang nilainya triliunan rupiah di Sofifi, namun aneh jika tidak ada mobil damkar di daerah ini,” ujarnya.
Selain itu, Gamhas juga menyinggung terkait persoalan sampah yang menumpuk di tengah kota hingga menutup badan jalan, namun tidak juga diurus oleh pemerintah Kota Tidore Kepulauan maupun Pemerintah Provinsi Maluku Utara.
“Dalam aksi ini juga kami sengaja kumpulkan koin untuk membeli mobil damkar dan mobil sampah, sebab pemerintah yang punya APBD triliun rupiah tidak mau membelinya,” tegas mereka.