Reporter: Nai Am
SANANA,AM.com– Halo Matahari merupakan peristiwa optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari yang dikarenakan adanya pembiasan dari sinar matahari oleh awan lapisan tinggi. Diketahui, halo matahari terjadi di langit Sula pada pagi tadi, yang berlangsung sekitar jam 10.50-11.25 WIT.
Awan yang membiaskan cahaya matahari itu adalah awan cirrus pada ketinggian sekitar 6000-12.000 m dari permukaan bumi, memiliki suhu yang dingin, sehingga partikel awan cirrus dapat berupa kristal-kristal es.
Hal itu, dijelaskan oleh salah satu petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Emalamo Kepulauan Sula yang juga sebagai Prakirawan Cuaca, Rahman Samsudin kepada aspirasimalut.com. Selasa, (1/11/2022).
Menurutnya, proses terjadinya fenomena ‘halo’ diawali dengan cahaya matahari, sinar matahari. Kemudian direfleksikan atau dibiaskan oleh kristal-kristal es yang berbentuk prisma atau batang, sinar matahari terpecah ke beberapa warna tersebut dipantulkan ke arah tertentu di sekitar matahari dan menjadi cincin cahaya.
Meskipun demikian, namun halo matahari bukanlah pertanda akan terjadinya musibah atau bencana alam. Akan tetapi, halo matahari juga bagian daripada fenomena alam unik yang indah di pandang mata dan dapat dinikmati.
“Fenomena ini tidak berdampak atau sebagai pertanda akan terjadinya suatu bencana atau lainnya. Masyarakat dihimbau untuk tidak panik atau percaya dengan mitos terkait fenomena ini. Karena halo juga merupakan fenomena keindahan alam ciptaan Tuhan untuk dinikmati, sama halnya dengan pelangi,” jelasnya mengakhiri. (Am)
