Reporter: Nai Am
SANANA,AM.com-Salah satu guru honorer Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Buya, Kecamatan Mangoli Selatan, Kepulauan Sula (Kepsul), Nofita Soamole mengungkapkan rasa kekecewaan terhadap Kepala SDN Buya, inisial SU lantaran diduga telah menghapus namanya dari daftar sebagai tenaga honorer di SDN 1 Buya.
Kekecewaan tersebut, disampaikan Nofita melalui surat terbuka akun Facebook miliknya pada Kamis, (29/9/2022).
“Yth. Kepala SD 1 Buya yang tak perlu saya sebut namanya orang yang tau pasti so (sudah) mengenal beliau, saya mau sampaikan keluhan saya mengenai data saya yang tiba-tiba dihapus sama beliau tanpa konfirmasi dengan saya. Kepada yang bersangkutan masalah saya di mana sampai-sampai data saya dihapus begitu saja. Pak, saya mengabdi di SD 1 Buya bukan baru kemarin, sudah masuk hampir 5 tahun, dan saya bukan guru yang datang duduk diam di kelas lalu pulang,” katanya.
Nofita mengaku, alasan menyampaikan keluhannya untuk mengetahui alasan yang jelas.
“Saya cuman mau tahu alasan yang akurat mengenai penghapusan data saya. Kalau memang salah saya tidak aktif selama berapa bulan lalu, itu jadi alasan untuk bapak hapus data saya. Terus saya mau pertanyakan orang yang sama sekali yang tidak pernah aktif dengan tahun, bapak biarkan datanya aman dan orang yang sama sekali tidak terdaftar bapak bela dan biarkan datanya aman, apakah ini kerja yang bijaksana bagi seorang pimpinan?,” ungkapnya penuh kecewa.
Menurut Nofita, seharusnya pemimpin harus mendukung staf dalam meraih kesempatan.
“Sekarang semua pimpinan malahan mendukung dan membantu untuk staf-stafnya sukses, bukan seperti bapak lakukan ini. Saya rasa, seorang pimpinan kalau tidak bijak dan pilih kasih kayanya tidak layak untuk dijadikan panutan. Jang (jangan) pake (pakai) permainan politik. Ini dunia pendidikan. Jadi, cari yang tahu kerja. Bukan datang duduk diam, isi absen lalu pulang. Karena ini, menyangkut masa depan anak-anak. Ya, begitulah. Mungkin saya bukan orang kampung situ, dan tidak ada orang dalam, makanya orang pilih-pilih orang,” curhatnya mengakhiri.
Sementara Kepala SDN 1 Buya, SU saat dikonfirmasi via telepon seluler membantah pernyataan Novita. SU menyebut, apa yang disampaikan Nofita tidak benar.
“Seng (tidak) ada data tenaga guru honorer yang dihapus, semua masih ada. Kenapa dong (mereka) seng datang di rumah tanya beta (saya), kenapa pake teror-teror beta di WA (WhatsApp) deng (dengan) segala rupa,” jelasnya.
SU bilang, seharusnya ada jalur koordinasi dan konsultasi komunikasi secara baik-baik.
“Datang bae-bae (baik-baik) di rumah konsultasi. Karena b seng anggap orang lain, semua tenaga honorer b anggap sama ka seng b pung ana-ana (anak-anak) sendiri. Seng ada yang namanya dendam politik, kalau ada, mungkin banyak yang beta so kase keluar,” imbuhnya. (Am)