spot_imgspot_img

Cegah Kelangkaan, Disperindag Malut Datangkan 80 Ton Migor Curah Bersubsidi

SOFIFI, AM.com – Mencegah kelangkaan minyak goreng pada bulan Ramadhan dan menjelang Idul fitri 1443 Hijriah pemerintah provinsi Maluku Utara telah mendatangkan 80 ton minyak curah bersubsidi melalui produser PT. Wimar dan akan disalurkan di dua distributor.

Kepala Disperindag, provinsi Muluku Utara (Malut), Yudhitya Wahab saat ditemui Rabu (20/4/2022) menyampaikan, minyak goreng curah untuk Maluku Utara  pemasok melalui produser PT Wilmar dan sudsh dilakukan penunjukan kepada dua distributor untuk lakukan distribusi yakni Toko Jempol di Ternate dan Toko 88 di Tobelo Kabupaten Halmahera Utara.

Menurut Yudhitya ini sesuai mekanisme dalam sistem pengelolaan minyak goreng curah produser yang menentukan langsung  distributor.

“Jadi nanti distributor mana yang siap di Kabupaten/Kota fasilitasi masuk ke produser nanti produser yang menunjuk,”katanya.

Ia menambahkan, minyak goreng subsidi yang masuk di Toko 88 Tobelo sebanyak 40 ton begitu juga Toko Jempol  di Ternate sebanyak 40 ton, 43 000 liter.

“Jadi untuk menghadapi lebaran insya Allah aman karena nanti ada pasokan tambahan lagi untuk toko jempol itu 60.000 liter lebih,”jelasnya.

Ia menambahkan, minyak curah yang masuk ini, merupakan pasokan tahap pertama dan akan dilakukan penambahan stok saat menjelang lebaran untuk tahap kedua.

Dikatakan, karena minyak goreng curah ini bersubsidi maka akan dijaga ketat agar Harga Eceran Tertinggi (HET)  di pedagang harus Rp.14 000 per liter sedangkan Rp.15 000 per 1 kilogram.

Ia menjelaskan, untuk minyak goreng curah pengawasan harga sangat ketat karena ada Satgas pangan dari Polda Maluku Utara yang mengawasi.

“Mudah -mudahan harga ini tetap terjaga karena sejauh ini belum ditemukan,”ungkapnya.

Untuk stok yang ada di kabupaten/Kota terdekat lainnya akan disalurkan melalui Kota Ternate, sedangkan yang di Halmahera Utara nanti didisribusi ke Mortai.

“Kita harapannya setiap kabupaten/Kota satu distibutor sehingga mereka bisa menjual sesuai harga HET di daerah masing-masing karena logikanya kalau Halsel, Halteng, Haltim ambil di Ternate berarti ada harga transportasi berarti dia menjual diatas harga namun kami melihat masih diangka harga kewajaran karena diperhitungkan transportasi dan sebagainya kalau melebihi itu kita tindak”,terangnya.

spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img

ASPIRASI NEWS

ADVERTORIAL

ASPIRASI SOFIFI

ASPIRASI TERNATE

ADVERTORIAL