Reporter: Maulud Rasai
MOROTAI,AM.com – Kabupaten Pulau Morotai merupakan 3 diantara Kabupaten lain di Maluku Utara yang masuk dalam pengembangan kelapa dan vanili oleh Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Ambon.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala BBPPTP Ambon, Rizal Ismail ketika dikonfirmasi awak media belum lama ini.
“Jadi tim yang datang ini tim Biro perencanaan kementrian pertanian tim perencanaan direktorat jenderal perkebunan. Dari balai besar Perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan Ambon, saya dan kedua staf. Kemudian Bappenas dan direktorat pangan. Jadi Torang datang ke Morotai ini untuk melihat sumber-sumber benih Kelapa Bido sama Vanili karena Vanili di Maluku Utara kan hanya ada di Morotai jadi ke depan mau dikembangkan, begitu juga dengan Kelapa Bido,” ungkap Rizal.
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Pulau Morotai, Tamhid Bolo ketika dikonfirmasi di kantornya mengaku, bahwa Kabupaten Pulau Morotai siap dari sisi lahan dan perbenihan, baik itu Vanili maupun Kelapa Bido.
“Tahun 2021 itu 12 Hektar untuk penanaman Vanili di Desa Cocomare Kecamatan Morotai Selatan Barat. 12 hektar ini sudah terisi semuanya. Sementara untuk tahun ini ada 5 hektar di Kecamatan Morotai Timur, satu desa di Desa Sangowo Barat, sehingga total lahan yang disiapkan untuk Vanili itu seluas 17 hektar,” ungkapnya.
Untuk pengembangan kelapa Bido tahun ini, Dinas Pertanian (Distan) Pulau Morotai membuka lahan seluas 75 hektar yang tersebar di Dua kecamatan yakni Kecamatan Morselbar dan Kecamatan Morotai Selatan (Morsel).
“Untuk tahun 2021 sudah tertanam, tapi kalau untuk tahun ini masih persiapan perbenihan dan penangkaran, belum disalurkan ke kelompok tani penerima. Jadi untuk pengembangan kelapa Bido tahun ini 75 hektar, itu tersebar di 2 Kecamatan yakni kecamatan Morsel seluas 50 hektar dan Kecamatan Morselbar seluas 25 hektar. Untuk benih kelapa Bido sudah siap,” bebernya.
Ditanya apakah lahan tersebut sudah di buka, dirinya mengaku bahwa untuk pengembangan kelapa itu tidak dilakukan pada satu hamparan lahan melainkan di tanam di masing-masing lahan petani di masing-masing kelompok.
“Pengembangan kelapa Bido ini dia tidak satu hamparan tapi dia lahan petani di masing-masing kelompok. Tahun lalu dari Bappenas tapi hanya di pekarangan sebanyak 400 buah,” katanya. (lud)