spot_imgspot_img

Kantor Gubernur Malut Diboikot

Reporter: Ong Rasai

SOFIFI,AM.com – Aktifitas Kantor Gubernur Provinsi Maluku Utara lumpuh total, setelah masyarakat Kelurahan Guraping melakukan aksi pemboikotan sentral pemerintah provinsi Maluku Utara itu pada Senin (28/3/2022).

Aksi ini ditengarai oleh kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah daerah yang dinilai membohongi masyarakat Guraping, salah satunya terkait jalan di lingkungan Guraping sepanjang 700 meter di RT 5 sampai RT 8.

“Kami memboikot kantor gubernur ini sampai pak gubernur atau pak sekda yang buka, karena kami sudah melakukan berbagai cara untuk negosiasi tetapi hasilnya nihil, sehingga langkah ini kami ambil,” tegas Idham Sabtu selaku Ketua Pemuda Guraping.

Selain itu, massa aksi juga meminta seluruh ASN yang berkantor di Gosale Puncak itu agar pulang dan tidak tidak berkantor hingga ada kejelasan antara gubernur dan masyarakat.

Masyarakat memalang pintu utama kantor gubernur Malut. (Foto:Ong)

Menurutnya, bantut dari kejenuhan masyarakat ini karena setelah jalan dibangun hanya menurunkan krikil tetapi tidak dilanjutkan, sehingga jalan yang tak kunjung selesai itu telah memakan korban pengguna jalan yang terjatuh saat melewati jalan itu.

“Kami berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mempertanyakan kenapa pekerjaan tidak lanjut, mulai dari Dinas Perkim sebagai pelaksana, kontraktor dan terakhir dengan pak Sekda tetapi tidak ada solusi,” jelasnya.

Masa aksi juga menyebutkan nama Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Malut, Ahmad Purbaya yang disebut sebagai biang kerok dari mangkraknya perkerjaan.

“Setelah berkoodinasi, masalahnya ada di keuangan, karena Ahmad Purbaya tidak mencairkan anggaran, sehingga itu kami masyarakat Guraping mengharamkan Ahmad Purbaya menginjak tanah kami termasuk Kantor Gubernur yang berada di Kelurahan Guraping,” ungkapnya.

Massa aksi masuk ke dalam kantor gubernur dan meminta seluruh pegawai untuk pulang. (Foto: Ong)

Selain soal jalan, massa aksi juga menyinggung soal Masjid Raya Shaful Khairaat Sofifi yang terancam dibongkar oleh kontraktor karena pekerjaannya belum dibayar.

“Masjid Raya ini kalau sampai dibongkar maka ini menjadi aib bagi kita semua, terutama masyarakat Sofifi dan sekitarnya, dan lagi lagi masalahnya ada di Bidang Keuangan yang dipimpin oleh Ahmad Purbaya,” jelasnya.

Massa aksi masih terus bertahan di Kantor Gubernur hingga  Gubernur Abdul Ghani Kasuba dan Sekda Samsudin A Kader datang menemui mereka.

spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img

ASPIRASI NEWS

ADVERTORIAL

ASPIRASI SOFIFI

ASPIRASI TERNATE

ADVERTORIAL