spot_imgspot_img

Belasan Pekerja Siap Adukan Pengawas Proyek ke Polres Morotai 

Reporter: Maulud Rasai

MOROTAI,AM.com – Belasan Orang pekerja bangunan pada proyek pembangunan rumah swadaya perseorangan milik Dinas Pariwisata di Desa Gorua Kecamatan Morotai Utara (Morut) siap melaporkan pengawasnya ke pihak Kepolisian.

Hayun Ano, salah satu pekerja kepada awak media mengaku bahwa pihaknya siap melaporkan pengawas proyek inisial ARH ke pihak kepolisian, lantaran upah kerja milik belasan pekerja bangunan rumah swadaya perseorangan di Kecamatan Morut di potong secara sepihak dan sisa upah lagi tak kunjung dibayarkan.

“Proyek pariwisata di tahun anggaran 2021 kemarin itu kan 15 rumah di desa Gorua Kecamatan Morotai Utara, kemudian penyaluran upah tukang itu masing-masing rumah sebesar Rp. 5 juta, dan di tahap pertama sudah di salurkan itu pun tahap pertama yang seharusnya 2,5 juta itu di potong secara sepihak oleh pengawas,” ungkap Hayun, kepada awak media melalui Via telephone, Selasa (15/03/2022).

Tidak hanya pemotongan upah kerja yang dilakukan oleh pengawas secara sepihak, namun yang lebih mirisnya lagi, kata Dia, sisa upah Rp. 2,5 juta yang semestinya sudah harus dibayarkan itu tak kunjung ada kejelasannya.

“Memang tahap I sudah di salurkan, tapi itu pun 2,5 juta tapi bukan 2,5 juta lagi tapi sudah di potong secara sepihak, ada yang hanya 2,3 juta, dan itu di potong langsung oleh pengawas tanpa pemberitahuan. Jadi tahap II yang semestinya masi ada 2,5 juta tapi itu belum di salurkan sama sekali. Itu yang dia so pake yang tahap ke II itu,” ujarnya.

Karena merasa dibohongi, dirinya bersama rekan kerja lainnya terpaksa mengadukan hal tersebut ke pihak kepolisian.

“Jadi Torang juga hari ini sudah coba adukan ke Polres dan Alhamdulillah Torang pe laporan juga sudah di terima. Jadi dia pe tindaklanjut Torang mungkin di panggil pada hari Jumat,” akunya.

Ditanya apakah hal tersebut sudah ada pembicaraan antara pekerja bangunan dan pihak pengawas, dirinya mengaku bahwa hal tersebut sudah berulang kali dilakukannya, namun tidak mendapatkan kepastian dari pihak pengawas Proyek.

“Jadi proyek itu selesai di bulan November kemarin dan awal Desember sudah 100 persen tapi upah untuk tukang yang 50 persen itu pengawas lapangan sudah pakai dan sampai sekarang dia tidak ganti, alasannya dia Kase operasi dia pe mama. Torang so coba berulang kali hubungi. Tong konfirmasi ulang-ulang tapi sekarang sudah hilang kontak,” kesalnya.

Sementara Pengawas lapangan ARH, Ketika dikonfirmasi via telephone mengaku bahwa untuk upah kerja itu dirinya sudah membicarakan dengan pekerja bahwa pihaknya siap untuk menggantinya.

“Itu saya sudah bicarakan sama mereka terus nanti saya langsung bicarakan dengan mereka nanti saya ganti. Saya usahkan jual kendaraan langsung saya sampaikan. Untuk tahap dua saya sudah bicarakan dengan mereka,” katanya.

Selain itu, dirinya juga membantah soal pemotongan upah kerja tahap pertama. Menurutnya, upah kerja tahap pertama yang diberikannya itu tidak ada pemotongan sepihak, namun hal tersebut di potong langsung oleh pihak bank sebagai saldo rekening.

“Tahap pertama so ganti semua. Itu pemotongan bank. Itu langsung transfer ke rekening penerima. Terus suruh saya penarikan, saya sudah kasih ATM ke mereka tapi mereka tidak mau ambil, mereka mau untuk saya penarikan,” tepisnya. (lud)

spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img

ASPIRASI NEWS

ADVERTORIAL

ASPIRASI SOFIFI

ASPIRASI TERNATE

ADVERTORIAL