Reporter: Dirman Umanailo
TERNATE,AM.com – Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman bersama Ketua DPRD Provinsi Maluku Utara, Kuntu Daud secara resmi meletakkan batu pertama Pembangunan Masjid Nurul Fatah Bastiong Karance, Kecamatan Ternate Selatan.
Dalam acara ini dihadiri oleh Perangkat Kesultanan Ternate, pimpinan OPD Kota Ternate, Ketua Komisi III Provinsi Maluku Utara, Zulkifli Hi Umar, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Maluku Utara, Forkopimda Kota Ternate, Tokoh Agama, Tokoh Adat.
Wali Kota dalam sambutannya mengatakan, Masjid ini dibangun pada Tahun 1988, dan dibangun kembali di Bulan November 2021 melalui APBD Provinsi Malut sebesar Rp 2,7 Miliar. Namun, jika dilihat masih banyak kekurangan anggaran, sehingga Pemerintah Kota (Pemkot) siap membantu hingga Masjid Nurul Fatah rampung.
“Kalau di Pemkot, Masjid masuk dalam program pembangunan, maka Pemerintah siap membantu, karena sudah menjadi komitmen pemerintah membangun sarana rumah ibadah untuk Agama Muslim maupun Non-Muslim,” ucap Wali Kota.
Wali Kota mengingatkan, setiap pembangunan yang menggunakan APBD termasuk Masjid Nurul Fatah, harus menjaga akuntabilitas bangunan dan Anggarannya. Sebab, ada penilaian khsus dari BPK. Olehnya itu, lanjut dia, Pemkot menunggu Anggaran Provinsi selesai, baru Pemkot membantu melalui APBD.
“Agar kita bisa mengatahui mana yang dibiayayai oleh Provinsi, Pememerintah Kota, dan sumbangan keikhlasan masyarakat. Karena semakin hari akuntabilitas pemerintah daerah harus dipertanggungjawabkan,” tuturnya.
Dengan begitu, dia meminta kepada Panitia Masjid harus lihai membaca, agar bisa membangun masjid ini sesuai dengan kemampuan anggaran.
“Paling terpenting panitia bisa bertanggungjawabkan oleh Jamaah dan Pemerintah Daerah. Dua pertanggungjawaban ini harus dilakukan oleh panitia Masjid,” pintanya.
Wali Kota menyebutkan, Ketua Panitia Masjid Nurul Fatah merupakan Anggota DPRD Kota Ternate, Sudarno Taher. Maka dia meminta kepada Sudarnon Taher terus mengawal anggaran Masjid untuk masuk di APBD Kota Ternate.
Menurut Mantan Sekretaris Kota Ternate ini, bahwa modal membangun Masjid harus Ikhlas, gotong royong, kabal kritik, dan transparansi.
“Modal gotong royong dilakukan ketika kekurangan anggaran, Warga bisa membantu melalui bantuan fisik. Kemudian, Modal kabal kritik, modal ini diperlukan agar kritik dari masyarakat harus dijelaskan, karena kesabaran kita diuji di situ, maka harus tahan banting. Selanjutnya, modal transparansi, dimana panitia harus biasakan mengumumkan realisasi pembangunan mau itu anggaran Provinsi, Kota, maupun bantuan dari masyarakat,” jelasnya.
Wali Kota juga menuturkan, pengurus Masjid harus mandiri dan kreatif mengelola ekonomi sendiri. Berdasarkan pengalaman, Wali Kota menyampaikan, ada beberapa Masjid diluar Kota Ternate, mengelola anggaran sendiri melalui usaha halal yang dibangun pengurus Masjid. Uang itu, lanjut dia, untuk biayaya perawatan dan pembayaran Listrik, Air, dan Kebersihan.
“Kita harus merubah menajemen seperti itu, maka saya meminta ada ruang tertentu yang bisa dipakai untuk usaha Masjid. Contohnya, ada salah satu Masjid Kelurahan Kalumata, anggaran Masjid mereka dari usaha sendiri.
Semoga Masjid ini bisa menghidupkan ekonomi sendiri, dan semoga pembangunan berjalan lancar hingga selesai,” tutupnya.
Peletakkan batu pertama ini juga disisipkan dengan ceramah oleh Muhammad Thoriq Kasuba hingga acara berakhir.