Oleh . DR. Muhktar Adam Pakar Ekonomi
Utara negeri rempah yang hanya mampu memproduksi bahan baku, industri tumbuh malah tambang, tenaga kerja bergeser dari rempah ke tambang yang ciri dan pola kerja beda antar langit dan sumur, timpang melebar, kompetisi pasti kalah. Apa solusinya?
Bangun industri rempah, agar tenaga kerja rempah hidup di industri rempah, Malut tak perlu kirim kopra, cengkeh, pala, ikan keluar daerah yang murah dan membeli produk jadi yang mahal, hidupkan kembali negeri rempah dengan induatrinya Pak Menteri, dikantong kebijakanmu kami berharap, secercah harapan atas nama pemulihan ekonomi, ajak kolaborasi para industri tambang saling patungan bangun industri rempah, dari CSR yang diinvestasikan menjadi produktif, agar mendukung tumbuh Kota Sofifi yang sepi, dan layu dari lalu lalang aktivitas ekonomi yang terhenti.
Pak Menteri, di kantong kebijakanmu kami berharap, warisan rempah tidak menjadi cerita rakyat, tapi menjadi pelaku pasar yang handal dari geliatnya Pasifik membutuhkan rempah kehidupan.
Pak menteri di kantong kebijakanmu kami berharap pulihkan dapur rakyat kami yang tak lagi berasap dari Covid-19 yang menahan gerak, dari hasil kebun yang sulit dijual untuk hidup yangg layak.
Pak menteri di kantong kebijakanmu kami sunguh berharap, hadirkan satu *Kawasan Industri Rempah* agar kamu terus menjadi motor ekonomi rempah bagi bangsa dan negara, bagi serambi ekonomi rempah di Pacifik.
Hanya satu yang kami minta Kawasan Induatri Rempah, dari 3 Kawasan tambang yang dibangun negara sebagai kawasan startegi Nasional. Dikantong kebijakanmu kami menanti, keputusan yang pasti bagi negeri yang sama kita cinta.
Morotai, dibibir Pacifik, Juni 01



