spot_imgspot_img

IDI Sesalkan Pelantikan Langgar Prokes, Alwia : Pemda Harus Jadi Contoh

“Entah sampai kapan. Sudah seharusnya para pimpinan, yang menjadi panutan dapat mencontohkan hal- hal tersebut agar dapat diikuti oleh masyarakat”,cecer Alwia.

SOFIFI, AM.com – Ikan Dokter Indonesia (IDI) Maluku Utara (Malut), sesalkan pelantikan 4 kepala daerah (Kada) yang berlangsung di kantor gubernur. Pasalnya, pelantikan yang dilakukan gubernur itu malah menciptakan kerumunan massa yang melanggar protokol kesehatan (Prokes). Bahkan, janji pemerintah daerah untuk perketat saat pelantikan berlangsung justru malah membiarkan begitu saja terjadinya kemuruman massa.

Baca Juga : Gubernur Maluku Utara Resmi Lantik 4 Kepala Daerah https://www.aspirasimalut.com/2021/02/26/gubernur-maluku-utaa-resmi-lantik-4-kepala-daerah/

Padahal, alasan pelantikan secara hibryd itu untuk mencegah kerumunan massa dan pelaksanaan prokes sebagaimana perintah Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dalam edarannya yang menegaskan akan mengakamodir pelantikan secara langsung namun Prokes harus dijaga ketat tim-tim saat Pilkada sebelumnya tidak diperbolehkan menghadiri pelantikan.

Akan tetapi faktanya, justeru sebaliknya terjadi banyaknya massa dari keempat daerah yang menyebabkan kerumunan  saat menyaksikan vidio converence saat pelantikan. Bahkan tempat yang sebelumnya disediakan bagi para awak media agar menyaksikan pelantikan didalam ruangan tertutup, justeru dipadati oleh orang-orang yang berdatangan di kantor gubernur, Jumat (26/02/2021).

Menanggapi ini, ketua IDI Malut dr Alwia Assagaf menegaskan, Secara  umum dalam kondisi pandemi kita tetap harus terapkan protokol kesehatan pencegahan covid-19 yaitu 5M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, mengurangi mobilisasi serta menghindari kerumunan

Menurut Alwia, Saat ini kita sedang  memasuki upaya pencegahan lainnya terhadap covid-19 yakni  vaksinasi yang baru memasuki Tahap kedua walaupun sasaran Tahap pertama belum semua divaksinasi atau belum sampai 50%.

Apalagi, lanjut Alwia, saat ini Malut mengalami peningkatan kasus mulai bulan Januari dan Februari, “Entah sampai kapan. Sudah seharusnya para pimpinan, yang menjadi panutan dapat mencontohkan hal- hal tersebut agar dapat diikuti oleh masyarakat”,cecernya.

Olehnya itu, IDI Wilayah Malut menghimbau agar Pemda dapat memperketat aturan protokol kesehatan bagi semua kalangan untuk  melindungi kita sendiri, keluarga kita dan masyarakat malutdan jika diberlakukan sanksi maka tidak boleh tebang pilih, semua harus ditindaki jika melanggar disiplin pencegahan penyakit”,tegas Alwia.

Alwia menyebutkan,  Zonasi Malut saat ini semua Orange, kecuali kepulauan  Sula kuning  dan Taliabu Hijau. “Artinya semua kegiatan sosial tidak diperkenankan termasuk sekolah walaupun orang tua dan siswa sendiri lebih menyukai pembelajaran tatap muka”ungkap mantan juru bicara satgas Covid -19 Malut ini bahwa, “Tidak ada cara lain memutus mata rantai penularan covid-19 selain menerapkan protokol pencegahan (5M) secara ketat bagi semua elemen masyarakat”,tukasnya.

spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img

ASPIRASI NEWS

ADVERTORIAL

ASPIRASI SOFIFI

ASPIRASI TERNATE

ADVERTORIAL