TERNATE,AM.com – Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) mendapat sorotan tajam dari publik yang dengan tegas menolak RUU tersebut, seruan penolakan itu juga berasal Sultan Tidore, Husain Alting Sjah yang juga merupakan anggota DPD RI.
“Banyak orang yang menolak, meskipun pada kalangan elit secara diplomatis menyetujuinya. Saya berada pada saf kelompok yang pertama, jika dari sekian 100 juta orang yang menolak maka saya salah satunya dan jika pun hanya satu orang yang menolak maka sayalah orangnya,” kata Sultan Tidore usai memberikan sosialisasi empat pilar NKRI di Hotel Bukit Pelangi Ternate, Minggu (21/6/2020).
Sultan menegaskan, adanya usulan untuk mengubah redaksi Pancasila dari Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi ketuhanan yang berkebudayaan adalah keliru, sebab menurutnya, hal ini sudah menyalahi dari apa yang seharusnya.
“Ketuhanan berkebudayaan ini ajaran dari mana, Ketuhanan yah Maha Esa, ini sudah final,” tegas anggota Komite I DPD RI ini.
Menurutnya, Bangsa Indonesia harus diselamatkan, sebab ada yang sengaja memutar balikkan cara bernegara, Sultan bahkan menyeru kepada seluruh lapisan masyarakat Maluku Utara agar menyelematkan Bangsa Indonesia. Sultan menilai ada kelompok tertentu yang coba menggiring RUU HIP yang sementara dipolemikkan itu menjadi landasan ketatanegaraan baru bangsa ini. Menurutnya, ada sesuatu yang keliru antara Pancasila yang dianut sekarang dengan RUU HIP.
“Kalau saya, sampai pada satu kesimpulan bahwa ada yang sengaja untuk memutar balikkan cara yang kita sudah sepakat sejak Indonesia ini diprolamirkan, kita sudah sepakat bahwa UUD itu menjadi landasan kita hidup bernegara dan sebagainya. Itu final dan 70 tahun lebih perdebatan tidak masuk di ruang itu, tapi ada kelompok tertentu yang mencoba menggiring kesana. Ini ada apa. Kita wajib bertanya,” ungkapnya.
Dia meminta semua lapisan masyarakat harus bahu membahu membawa pulang arah haluan ketatanegaraan bangsa ini. “Dulu Soekarno juga pernah mengalami hal yang sama, tapi akhirnya kembali dengan mengeluarkan dekrit Presiden itu, kembali ke UUD dan Pancasila, itu diskursus yang pernah terjadi. Tapi setelah Indonesia merdeka, sepakat orang dengan lima sila ini, sudah final, dan tidak ada maslaah orang hidup rukun dan sebagainya, tiba-tiba ini ada sesuatu yang baru. Ini ada apa sebenarnya, bangsa ini harus diselematkan,” seru Sultan.
Baginya, Pancasila dan UUD 1945 sebagai haluan idelogi Negara sudah bersifat final dan tidak bisa diperdebatkan lagi. Kalau ada yang mewacanakan tentang Pancasila, ia harap itu hanya pada bagaimana Pancasila disosialisasikan pada masyarakat yang majemuk. Bukan lagi mengenai pola atau perubahan Pancasila seperti di dalam RUU HIP.
“Saya kira itu sudah melenceng jauh, karena itu bermacam ikhtiar harus kita lakukan, dan salah satunya menyosialisasikan empat pilar ini. Saya berharap empat pilar ini bisa diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat dari semua tingkatan,” jelasnya. (Ong)