TERNATE,AM.com – Para tokoh senior Golkar Malut yang lebih dulu ber-Golkar merasa sedih dengan terpuruknya Golkar Malut saat ini, kehilangan kursi legislatif dimana-mana dan kurangnya kader Golkar yang menduduki jabatan eksekutif. Hal ini dinilai karena amburadulnya manajemen organisasi DPD Partai Golkar Propinsi Maluku Utara.
Salah satu tokoh senior Partai Golkar Malut, Siddiq Maradjabessy mengatakan, Golkar Malut saat dipimpin Alien Mus tak beda jauh dengan kakaknya, Ahamad Hidayat Mus.
“Golkar sangat jauh dari hati masyarakat setelah dipimpin Ahmad Mus dan Adiknya, Alien Mus,” ucap Mantan Ketua Fraksi Golkar DPRD Kabupaten Maluku Utara itu saat ditemui di kediamannya di kelurahan Kota Baru, Ternate Tengah. Senin (23/3/2020).
Menurut Juru Kampanye Golkar Malut 1972 itu, untuk mengembalikan posisi Golkar sebagai partai pelayan rakyat, maka kepengurusannya harus diganti, bukan lagi orang-orangnya AHM.
“Kami sebagai sesepuh Golkar Maluku Utara sangat berharap pada ketua Umum Pak Airlangga Hartarto dapat melakukan pembaharuan pengurus Golkar Maluku Utara. Kalau Golkar Malut dibiarkan demikian kami sangat sedih,” harapnya.
Golkar yang dahulu berjaya di Malut, kata dia harus dikembalikan pada kejayaan itu dengan melakukan perbaikan menyeluruh, hal ini dapat dilakukan dengan cara DPP harus ikut turun tangan untuk membereskan masalah yang ada di Golkar Malut.
“Untuk kembalikan kejayaan Golkar maka DPP sebaiknya mengambil alih dengan menunjuk Plt untuk menyelesaikan masalah Golkar Malut,” imbuhnya.
Disentil mengenai dualisme DPD Golkar Maluku Utara saat ini, dirinya mengaku lebih memilih Ketua DPD Golkar Malut hasil musda ke VI di Hotel Bolevard.
“Diantaranya Alien Mus dan Syukur Mandar, saya lebih cenderung ke Syukur Mandar. Karena Alien adalah adik AHM dan ini sama saja. Alien sebagai “fotocopy” dari AHM,” pungkasnya.
Sementara itu Suratman Djafar, yang juga Tokoh Senior Golkar Malut era 70-an menambahkan, dirinya sangat menyayangkan dengan kondisi internal partai Golkar saat ini. Menurutnya, konflik segera dituntaskan oleh DPP, supaya partai ini kembali berjaya di Malut.
“Jadi salah satu jalan keluarnya harus diadakan rekonsiliasi, semua harus menyadari bahwa ini tanggungjawab bersama. Jangan karena kepentingan kelompok lalu membuat partai ini hancur di mata masyarakat,” ujar mantan anggota DPRD Kabupaten Maluku Utara dua periode 1972 – 1982.
Menurut loyalis sejati Partai Golkar Maluku Utara ini, bahwa Golkar punya tanggung jawab besar terhadap bangsa dan negara. Untuk itu, kata dia, jangan dikucilkan gara gara kepentingan pribadi pengurusnya, apalagi sekelompok orang.
“Marilah tokoh-tokoh senior Golkar kita harus menyelesaikan masalah internal yang sedang melanda Golkar. Supaya Golkar bisa berjaya kembali,” tuturnya.
Dia berharap, dengan menyatukan kekuatan Partai Golkar yang cerai berai selama ini bisa berdampak positif terhadap masa depan Golkar.
“Kalau kita bersatu maka kepemimpinan di tingkat nasional maupun lokal bisa berada di tangan Golkar,” tutupnya. (∆)