TERNATE,AM.com – Ketua DPD I Partai Golkar Maluku Utara terpilih sekaligus formatur, Muhammad Syukur Mandar sebagai hasil Musda ke-VI mencoba membangun Golkar Malut dengan gagasan dan merangkul para tokoh senior yang tak dilibatkan pada periode Alien Mus.
Hal ini terlihat dari agenda rapat perkenalkan pengurus pleno hasil Musda VI Partai Golkar Maluku Utara yang berlangsung di ruang rapat Royal resto Ternate, Jumat (21/3/2020).
“Musda ke-VI adalah Musda yang sesuai konstitusi dan bukan Musda tandingan, yang kami gelar adalah Musda ke VI, Musda pertama yang terpilih Pak Yamin Tawary, kedua juga Yamin Tawary, Musda ketiga terpilih Hasan Doa, Musda keempat Ahmad Hidayat Mus terpilih, Musda kelima Alien Mus terpilih dan Musda keenam, saya yang terpilih,” kata Syukur Mandar.
Menurutnya, Musda ke-VI adalah Musda tentang pikiran, gagasan dan semangat membangun Golkar, proses Musda telah selesai dan sehari dua akan dibawa ke DPP Partai Golkar, termasuk juga tokoh Golkar yang keluar akan dirangkul dalam kepengurusan Golkar periode 2020-2025.
“Kami merangkul kembali tokoh tokoh potensial Golkar, seperti mantan Wali Kota Tidore Kepulauan, Ahmad Mahifa, yang sempat keluar dari Golkar, beliau bersedia untuk kembali bergabung dengan kami, termasuk juga Hein Namotemo dan sejumlah tokoh senior Golkar,” ujarnya.
Sejumlah tokoh yang dipecat oleh Alien Mus, kata dia telah merapatkan barisan, Syukur mandar berkomitmen untuk tidak ada lagi pecat memecat dalam Partai Golkar, dia juga menyoroti pernyataan Alien Mus yang mengancam akan periksa sejumlah anggota DPRD dari Golkar yang tidak hadir dalam Musda Sahid Bela Hotel.
“Dalam kapasitas apa mereka periksa kurang lebih 10 anggota DPRD yang tidak hadir dalam Musda Sahid, mereka harus sadar bahwa telah demisioner,” kecamnya.
Terkait dengan pernyataan Rizal Mallarangeng yang dinilai berat ke kubuh Alien Mus, dan membantah bahwa syarat terselenggaranya Musda harus kehadiran dari DPP. “Pasal 28 anggaran dasar anggaran rumah tangga menjelaskan bahwa DPP adalah salah satu unsur Musda, tapi perlu diketahui Pasal 18 tentang Korum bukan soal hadir tau tidaknya DPP, tapi yang hadir salah seper dua plus 1 pemilik hak suara yang hadir,” ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Sekertaris DPD I Partai Golkar, Fahrudin Ibrahim yang menegaskan bahwa Musda di Sahid Bela adalah kumpulan kaders yang tidak tahu sejarah Golkar sehingga tidak tahu urutan sejarah Musda.
“Kelompok sebelah yang melaksanakan Musda kelimq yah silahkan saja, tapi perlu digarisbawahi bahwa Musda keenam adalah Musda yang diperintahkan oleh konstitusi. Proses ini telah selesai,” tegasnya.
Sementara itu, Muis Djamin selaku moderator juga memberikan kesempatan kepada tokoh tokoh senior Golkar seperti Ringgo Samora, Malik Ibrahim, Fauzi Ahmad dan Hamid Usman.
“Saya adalah kaders Golkar yang pertama keluar saat AHM memimpin, karena saya merasa cara cara kepemimpinan AHM yang otoriter tidak bagus untuk Golkar,” katas Ringgo Samora sembari menyebutkan Alien Mus menjadi Ketua DPD I Partai Golkar Maluku Utara tanpa ada rekam jejak sebagai kader partai, namun diangkat oleh kakanya Ahmad Hidayat Mus.
“Golkar sebagai partai modern harus lebih mengedepankan pemikiran dan gagasan cerdas yang membuat partai ini menjadi besar, cukup sudah Golkar Malut kalah, dulu Golkar menang di mana-mana, kita harus kembalikan itu,” kata A Malik Ibrahim yang mengaku bergabung dalam Golkar jauh lebih lama dari AHM dan Alien.
Fauzi Ahmad, politikus senior dari Halmahera Barat mengaku meninggalkan Golkar 16 tahun lalu, dan kini kembali bergabung setelah kepemimpinan Ketua DPD I yang baru. “Saya ingin selalu pulang ke rumah besar Golkar, dan saat dipimpin saudara Syukur Mandar saya kembali bergabung,” kata mantan anggota DPRD Halbar dua periode itu.
Sementara itu, Hamid Usman yang datang terlambat juga dipersilahkan untuk bicara, untuk menanggapi ancaman Alien Mus yang menyebutkan akan polisikan Hamid Usman atas langkahnya atas nama DPP membuat Musda di Bolivard.
“Saya yang bertanggungjawab dan tidak akan pernah lari untuk membawa ini sampai ke mahkamah Partai di DPP,” tegas tokoh senior Golkar ini yang cukup vokal di level nasional hingga terjadi Musda Rekonsiliasi antara Aburizal Bakrie dan Jufuf Kalla dulu.
Sekadar diketahui, rapat ini merupakan rapat pertama DPD I Partai Golkar Malut pimpinan Syukur Mandar dan dihadiri oleh banyak kaders terbaik Partai Golkar lainnya. (∆)