Reporter: Dirman Umanailo
SOFIFI,AM.com – Massa pendukung M. Al Yasin Ali mendatangi kantor Gubernur Maluku Utara pada Selasa (17/3/2020) sekitar pukul 10.00 WIT, massa langsung ke ruangan kantor Badan Kepegawain Daerah (BKD) Malut dengan tujuan mencari kepala BKD Malut, Idrus Assagaf dan Kabag Mutasi BKD Malut. Karena menurut massa aksi dua pemegang jabatan di BKD tersebut yang jadi “biang kerok” konflik antaraGubernur dan Wakil Gubernur (Wagub).
Informasi yang dihimpun wartawan di Kantor Gubernur Malut bahwa, pendukung Al Yasin Ali, naik pitam ketika pelantikan 12 Pejabat eselon II lingkup Pemerintah Provinsi (Pemrov) di kediaman Gubernur, Kota Ternate, Senin (17/3/2020) kemarin, tanpa ada komunikasi yang jelas dengan Wagub. Selain itu, nama yang dititipkan Wagub kepada Gubernur, ditiadakan tanpa ada komunikasi oleh BKD Malut.
Terkait dengan masalah tersebut sehingga massa aksi langsung masuk ke ruangan BKD Malut untuk mencari kepala BKD dan Kabag Mutasi BKD. Tetapi mereka tidak ketemu Kepala BKD melainkan pegawai yang masih bekerja. Namun, aksi yang mereka lakukan adalah aksi damai, karena tujuan masuk ke ruangan BKD Malut untuk mencari kepala BKD Malut dan Kabag Mutasi.
“Kami tidak buat kacau tapi mencari kepala BKD,” ucap salah satu massa aksi.
Sementara itu, Wakil Gubernur Maluku Utara, Al Yasin Ali mengaku, kekacauan yang dilakukan karena tidak ada komunikasi yang baik saat pelantikan 12 pejabat di lingkup Pemrov Malut di kediaman Gubernur, Kota Ternate. Padahal, pelantikan seharusnya di Kantor Gubernur dan dirinya yang ditugaskan untuk melantik 12 pejabat tersebut. Lama menunggu, lanjut Wagub, informasi yang diterima kembali pelantikan dialihkan ke kediaman Gubernur.
“Awalnya, saya dengan Gubernur membagi tugas, Gubernur memberikan sambutan salah satu kegiatan di Hotel Dafam, dan saya yang melantik 12 pejabat, tiba-tiba informasi balik sudah ada pelantikan di kediaman Gubernur, berarti saya di bodohi,” ucapnya.
Bukan saja itu, menurut dia, nama yang di titipkan kepada Gubernur menjadi Kepala Pelaksana BPBD Malut di copot oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan digantikan dengan Yunus Badar. Sedangkan, tiga nama yang lolos dalam asesmen salah satunya nama yang di titipkan. Tiba-tiba BKD Malut mencopot nama itu dan di gantikan dengan orang lain. “Nama yang saya titipkan itu sudah di masukan oleh Gubernur, tapi tiba-tiba nama itu di gantikan oleh orang lain,” ungkapnya.
Dikatakan, masalah ini tidak lagi membaik ketika dirinya menghubungi Ketua BKD Malut melalui via telpon, nomornya tidak aktif sampai pelantikan dimulai. Dia mengaku, masalah terjadi bukan dari Gubernur Maluku Utara melainkan Kepala BKD yang menggantikan nama yang di titipkan itu dicopot tanpa ada pemberitahuan antara Gubernur dan Wagub Malut.
“Saya tidak salahkan Gubernur tetapi saya salahkan itu Kepala BKD karena nama itu di gantikan dengan orang lain,” cecarnya.
Dia menegaskan, nama yang di titipka itu harus diakomudir kembali, kalau tidak, masalah ini tidak akan berakhir. Dan dirinya akan berusaha untuk menggantikan Kepala BKD Malut. Sebab, Kepala BKD yang membuat masalah ini terjadi.
“Nama yang saya titipkan harus diakomudir kembali, dan BKD harua diganti,” tandasnya.
Dia mengatakan, hubungan kerja sama dengan Gubernur sampai sejauh ini masih membaik, hanya saja saat menggantikan nama yang di titipkan membuatnya kecewa dengan Gubernur dan marah dengan dengan Kepala BKD Malut.
“Hubungan kita masih akrap, dengan adanya masalah itu yang membuat saya kecewa dan marah,” terangnya.
Terpisah, Kepala BKD Malut Idrus Assagaf saat dikonfirmasi tidak mau berkomentar terkait dengan masalah tersebut, melainkan dia mengambil sikap terkait dengan aksi yang dilakukan oleh pendukung Al Yasin Ali.
“Atas aksi di ruangan BKD maka saya mengambil keputusan untuk menghentikan semua pelayanan di BKD untuk sementara wakut. Pemberhentian pelayanan sementara mulai besok (hari ini). Karena kita tidak bisa bekerja di bawah intimidasi dan tekana dari pihak luar,” katanya.
Aksi ini juga, BKD secara institusi sudah layangkan laporan ke pihak yang berwajib untuk mengusut tindakan yang dilakukan oleh loyalitas Wagub.
“Kami juga sudah laporkan ke pihak kepolisian dalam hal ini Polda untuk mengusut tindakan yang dilakukan kelompok yang tak dikenal itu. Dan BKD akan kembali membuka pelak pelayanan jika sudah ada jaminan tidak adalah kejadian seperti tadi,” tutupnya. (∆)