TERNATE,AM.com – Musyawarah Daerah (Musda) DPD I Partai Golkar Maluku Utara kembali ditunda, setelah sebelumnya juga gagal dilakukan pada tanggal 5 Maret lalu, irisan dan tarik ulur dalam dinamika merebut kursi ketua Golkar Malut, antara petahana Alien Mus dan Edi Langkara kian memanas.
Tundanya musyawarah sebanyak dua kali, dinilai oleh pendukung Edi Langkara sebagai bentuk ketidakpercayaan DPP Partai Golkar kepada Alien Mus sehingga Alien diminta sadar diri.
“DPP menjadi alasan kenapa ditunda sampai dua kali, seharusnya Alien sadar bahwa dia tidak lagi dipercaya oleh DPP, dan jika klaim mereka talah mengantongi 12 suara kenapa mereka tak berani melaksanakan Musda,” kata Badaruddin Gailea, selaku pengurus Kosgoro Malut saat melakukan konferensi pers bersama para kolega pendukung Edi Langkara di bolivard hotel Ternate, Senin (9/3/2020).
Politikus senior Partai Golkar itu menyebutkan, Golkar Malut mesti dibenahi karena telah rusak pada masa kepemimpinan Alien Mus, yang disebabkan karena Alien dinilai tak paham dalam menahkodai Partai sebesar Golkar.
“Kami yang hadir disini kenapa tidak mendukung Alien Mus, pertama terlalu otoriter. Kedua, orang ini tidak mengerti tentang pengelolaan organisasi, terbukti pengurus DPD saat ini adalah hasil musyawarah daerah akan tetapi di-PLT-kan, sementara pelaksanaan Plt itu harus atas persetujuan DPP, Tapi ini tidak ada,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Alien dinilai tidak pernah melakukan Diklat Kader, juga tidak pernah melakukan rapat koordinasi pemilu, sehingga dia menanggap Alien tidak berkapasitas. Fakta politik menurutnya, bahwa Golkar kalah dalam Pilpres dan kehilangan sejumlah kursi di legislatif.
“Alien itu entah sudah pernah mengikuti Diklat Kader atau belum ? Maka itu kita tidak boleh berlindung di bawah ketika orang seperti ini,” uajar lelaki yang disapa Bang Udin ini juga ketua koordinator pemenang Edi Langkara.
Selanjutnya, dia menilai semacam ada trah politik dari keluarga Mus, dimana setelah Ahmad Hidayat Mus, kemudian kepada Alien Mus, yang dianggapnya tidak baik dalam partai Golkar karena memang tidak boleh seperti ini.
“Ini bukan partai milik keluarga, maka itu saya minta kepada teman-teman di kubuh sebelah untuk tidak lagi mendengar arahan orang yang sudah dalam penjara,” sindirnya.
Alien Mus Gagal Memimpin dan Tak Tahu Sejarah
Hal serupa juga disampaikan oleh Upi Pelu selaku Sekertaris Depidar SOKSI Maluku Utara, Upi menilai Alien tak memiliki jiwa kepemimpinan sehingga tak tahu cara mengelola organisasi, yang berimbas pada menurunnya performa Golkar.
“Selama ini dalam kepemimpinan Alien Mus tidak melakukan koordinasi dan konsuldasi organisasi, SOKSI Malut jelas tidak akan memilih Alien Mus,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPD AMPI Maluku Utara, Fahrudin Ibrahim menambahkan, kesalahan fatal yang ditunjukkan oleh pengurus DPD saat ini yang dipimpin oleh Alien adalah tak tahu sejarah partai Golkar di Maluku Utara, contoh paling gamblang adalah pelaksanaan Musda yang ditulis Musda ke-X (Kesepuluh) padahal yang benar adalah Musda ke-XI (Keenam).
“Pengurus DPD I saat ini adalah pengurus karbitan, tidak tahu sejarah. Ini Musda keenam bukan kesepuluh,” ujarnya.
Dia juga menyentil tekait Alien Mus yang pernah menjadi Ketua DPD I Maluku Utara dan Ketua DPRD Provinsi Maluku Utara, atas campur tangan Ahmad Hidayat Mus padahal Alien dinilai tak cukup berkapasitas.
“Saat itu tidak bisa sebenarnya dia jadi ketua, hanya saja didorong menjadi Ketua DPRD karena AHM selaku ketua DPD cukup kuat sehingga kami tidak berdaya,” ungkapnya.
Samad Moid selaku ketua DPD Golkar Halmahera Barat juga menegaskan, kesalahan Alien Mus yang paling fatal yakni pemberhentian 3 ketua DPD II Partai Golkar dan digantikan dengan Plt, yang dinilainya menyalahi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD-ART) Partai Golkar.
“Saya sempat dilengserkan dalam Musdalub dan kemudian Dipulihkan oleh DPP, sementara dalam AD ART itu diatur bahwa seseorang yang diangkat menjadi ketua itu harus menjadi pengurus selama 5 tahun, sementara Sakir Mando yang menjadi plt saat itu masih 8 bulan,” ungkapnya.
DPD Miskin Gagasan dan Menajemen Arisan
Muis Djamin selaku Wakil Ketua DPD ormas MKGR Provinsi Maluku Utara menilai, perlu ada rotasi kepemimpinan di Partaiartai Golkar, karena Golkar adalah partai yang memiliki gagasan dan ide ide besar, ini lahir dari konsensus yang besar, tidak boleh Golkar dipimpin oleh orang yang tidak paham organisasi.
“Bagi saya Alien Mus gagal memimpin organisasi Karena tidak memahami, tidak ada agenda agenda politik dan gagasan besar Partai Golkar saat ini, akibatnya Golkar terpuruk pada momentum politik karena dipimpin oleh seorang yang tidak paham,” cercanya.
Sejumlah konsulidasi pada Pilpres dimana Golkar mendukung Joko Widodo justru Alien Mus tidak ada dalam suksesi itu, ktanya yang ada justru Edi Langkara yang melakukan gerakan konsulidasi.
“Jangan kita menambah kegagalan pada momen ini, Golkar harus bangkit, dan solusinya adalah Edi Langkara, karena Alien Mus telah gagal,” ujarnya.
Haysim Abdulkarim, penggurus Kosgoro yang juga bertindak selaku ketua tim pemenang Edi Langkara menyebutkan, alasan kenapa Edi Langkara ditugasi oleh DPP, dimana DPP dan DPD harus inheren untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi.
“DPP telah memilih sosok yang harus mumpuni dalam memimpin, dua orang yang maju ini dievaluasi oleh DPP, Alien Mus dalam memimpin ini mendapat raport merah, bukan merah biasa tapi merah yang berdarah darah,” cerocosnya Bang Cimot sapaan akrabnya.
Cimot menyebut Kepemimpinan Alien sangat latah, dan menajemen yang amburadul, serupa menajemen arisan, terlihat pada kasus-kasus pemecatan ketua DPD yang tak sesuai mekanisme.
“Jabatan Arifin Djafar itu struktural tidak bisa memimpin organisasi fungsional dibawah, ini menunjukkan bahwa terjadi kebangkrutan dalam kepemimpinan Alien Mus. Dan ini aib besar bagi partai Golkar,” ujarnya.
Dia menegaskan, dalam AD-ART Partai Golkar, Plt tidak memiliki hak suara atau tidak memiliki legitimasi, karena yang memiliki hak suara hanya mereka yang terpilih dalam Musda.
“Hak suara tidak bisa diberikan kepada orang yang tidak memiliki legitimasi dalam musyawarah, Plt tidak punya legitimasi untuk memberikan suara karena bukan dari produk Musda,” pungkasnya.
Ditanya tekait, adanya perpecahan ditengarai karena perbedaan dalam menentukan siap yang akan diusung oleh Partai Golkar dalam Pilkada kali ini, mereka kompak mengatakan itu adalah sudut pandang kubuh Alien, jikapun ada irisan itu sangat kecil, sementara semangat yang dibangun saat ini adalah memperbaiki Golkar Maluku Utara. (Ong)