spot_imgspot_img

Ketua PPI Malut Soroti Gelagat Mencurigakan Seleksi Paskibra Tikep

TERNATE,AM.com – Panitia Seleksi Pasukan Pengibaran Bendera (Paskibra) Kota Tidore Kepulauan tahun 2020  yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) dinilai tidak konsisten terkait jumlah alokasi peserta Seleksi calon paskibraka yang dikirim oleh tiap sekolah SMA/SMK/MA/Sederajat.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Maluku Utara, Mahli Aweng, berdasarkan hasil pengamatan dan informasi yang dihimpun PPI bahwa terdapat penggelembungan alokasi jumlah peserta calon Paskibra di beberapa sekolah.

“Jadi temuan kami di lapangan itu faktanya ada beberapa sekolah seperti SMKN 1 Tidore yang sebelumnya 4 orang menjadi 8 orang, SMA 1 Tidore yang sebelumnya 9 orang menjadi 27 orang, MAN Gurabati sebelumnya 5 orang menjadi 7 orang, SMA 10 dari 4 orang jadi 5 orang, MA Mareku dari 4 orang menjadi 5 orang,” ungkapnya sebagaimana rilis yang diterima, Rabu (26/2/2020).

Menurutnya, penambahan alokasi jumlah peserta ini sangat patut dicurigai, karena mengacu pada peraturan menteri Pemuda dan Olahraga nomor 14 tahun 2017 tentang Pendidikan dan Pelatihan Paskibra yang mengatur tata cara seleksi sampai pelaksanaan. Sehingga itu kata Mahli, rekrutmen yang sudah ditentukan oleh Dispora yang tadinya sesuai dengan anggaran akan membengkak jika ada penambahan peserta.

“Tiap-tiap sekolah memang beda beda kuotanya, akan tetapi jika ada penambahan kuota berarti secara otomatis terjadi penambahan anggaran seleksi Paskibraka, lalu yang jadi pertanyaannya kenapa harus ada penambahan kuota, ini ada apa,” tanyanya.

Mehli menyebutkan, dari hasil penelusuran informasi, bahwa ada indikasi kuat penambahan kuota tersebut adalah titipan atau jatah dari oknum pejabat Pemda Kota Tidore Kepulauan dan Oknum Pejabat Pemerintah Daerah Provinsi Maluku Utara.

“Untuk itu kami meminta kepada Tim Seleksi yang berasal dari kalangan profesional yakni Polres, Kodim dan dokter agar melakukan penilaian secara objektif dan transparan,” harapnya.

Mahli bilang, dugaan paling mencurigakan saat seleksi tingkat sekolah di SMK Negeri 1 Tidore, di mana terdapat dua nama yang dicoret untuk mengikuti seleksi selanjutnya, padahal siswa tersebut pemilik nilai tertinggi pada seleksi itu.

“Ketika saya bersuara mereka lalu lakukan negosiasi dan menambah jumlah kuota untuk meloloskan,” ungkapnya.

Dia meyakini hasil seleksi Calon Paskibra Kota Tikep penuh dengan praktek nepotisme dan harus dikawal agar proses menjadi lebih transparan.

“Kami sudah punya bukti dan sumber informasi yang sudah tidak diragukan lagi untuk bahan pembuktian terhadap hasil seleksi nanti,” tegasnya.

Dia meminta kepada  orang tua para calon anggota seleksi ikut mngawasi jalannya seleksi, dan jika yang lolos seleksi kemudian nama nama yang lulus adalah mereka yang tak masuk kouta sebelumnya maka akan diproses.

“Kami akan meminta pertanggungjwaban dari Pihak Panitia maupun Timsel secara terbuka,” ujarnya.

Mahli juga menanggapi sebagian komentar yang mengarah kepada dirinya, terkait tudingan adanya kepentingan politik jelang Pilkada. Denan tegas Mahli membantah hal tersebut.

“Saya tidak punya kepentingan politik, ini murni tanggungjawab moril karena saya Purna dari Tidore, bahkan saya tunggu data dari kabupaten kota lain yang mengungkapkan hal serupa akan kawal juga,” pungkasnya. (∆)

spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img

ASPIRASI NEWS

ADVERTORIAL

ASPIRASI SOFIFI

ASPIRASI TERNATE

ADVERTORIAL