Repopter: Rusdianto Umagapi
SANANA, AM.com-Dalam waktu dekat warga Desa Pohea, Kecamatan Sanana Utara Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) bakal memboikot aktivitas perkantoran, lantaran geram dengan pembangunan rumah ibadah Desa Pohea, yang sampai sekarang belum terselesaikan dan diduga terbengkalai itu.
Bukan hanya itu, mereka menilai, Komisi III tidak serius dalam mengawal pembanguan masjid pohea. Sehingga itu, masyarakat Desa Pohea berkomitmen dalam waktu dekat akan melakukan aksi dan memboikot aktivitas perkantoran.
Pantawan aspirasimalut.com di lapangan, komitmen masyarakat Desa Pohea untuk melakukan aksi, dilakukan dengan penandatanganan spanduk berwarna putih sebagai bentuk rasa cinta meraka kepada rumah ibadah di Desa Pohea tersebut.
“Kalau kalian komitmen untuk sama-sama kita turun kejalan melakukan aksi, silahkan menaruh tandatangan kalian, di spanduk itu,” ucap Ketua Aliansi Masyarakat Desa Pohea Aryanto Kaunar, dalam kegiatan dialog publik masjid pohea, yang digelar oleh Aliansi Masyarakat Desa Pohea, di Desa Pohea, Sabtu malam (25/1/2020).
Sementara, tokoh masyrakat Desa Pohea Karwan Kaunar mengatakan, terkait pembangunan masjid Pohea yang telah menghabiskan anggaran Rp 4,3 milyar tersebut, setiap melakukan aksi kami disebut provokator. Ini yang sangat di sayangkan.
“Katong warga Desa Pohea pung banya ini kenapa katong bisa di pecah belakan, katong di adu dombakan, karna persoalan masjid pohea katong seng bisa baku lia satu deng yang lain, dan malah katong ini yang dituduh sebagai provokator melawan pemerintah,” ungkapnya sambil mengajak para praktisi hukum untuk sama-sama turun ke jalan.
Sekedar diketahui, hadir dalam dilog publik masjid pohea tersebut, Ketua KNPI Saiful Sibela sebagai pemateri, Ketua HPMS Cabang Ternate Armin Soamole pemateri, Praktisi Hukum Rasman Buamona, Ketua Aliansi Masyarakat Desa Pohea Marwan Kaunar, Ketua BEM STAI Babusalam Sula Raski Soamole. (∆)