Reporter: Rusdianto Umagapi
SANANA, AM.com-Aksi yang digelar oleh Aliansi Masyarakat Desa Pohea, berakhir ricuh di kantor DPRD Kabupaten Kepulauan Sula ((Kepsul), Kamis (19/12/2019).
Amatan AspirasiMalut.com di lapangan, massa aksi yang menuntut pihak DPRD untuk segara usut tuntas pembangunan masjid Desa Pohea, yang telah menghabiskan APBD senilai Rp 4,3 miliar ini berakhir ricuh, lantaran dihadang oleh salah satu staf sekretariat DPRD. Karena tidak terima dihadang para pedemo naik pitam dan menerobos masuk ke dalam kantor DPRD Kepsul.
“Kedatangan kami hanya untuk menyuarakan aspirasi masyarakat Desa Pohea terkait dengan pembangunan masjid Desa Pohea yang dibangun dari tahun 2015 hingga kini tidak selesai dikerjakan, anehnya, malah dihalang Staf Sekretariat Dewan,” kesal salah satu pendemo yang tak ingin namanya dipublis.
Lanjut dia, kedatangan Aliansi Masyarakat Desa Pohea untuk meminta keadilan dan kejelasan dari Komisi III, karena pekan kemarin sudah ada pertemuan dengan Dinas PUPR dan Kesra. Namun tidak ada realisasi dari pertemuan tersebut.
“Pembangunan Masjid Desa Pohea gagal konstruksi karena terjadi kebocoran atap masjid di lantai dua bergoyang dan ringblock patah, hal itu karena perencanaan pembangunan tidak sesuai dengan progress pekerjaan, selain itu, masjid itu juga belum diselesaikan,” paparnya.
Pembangunan masjid di Desa Pohea tambahnya, tidak sesuai dengan harapan masyarakat setempat, padahal masjid itu kalender pekerjaannya sudah lewat tetapi pekerjaan belum dapat diselesaikan.
“Sekarang tidak ada kejelasan dari pihak Komisi III. Saya mau bilang bahwa Komisi III gagal dalam mengawal pembangunan di Kepsul,” pungkasnya. (*)