spot_imgspot_img

MUTIARA DARI PESISIR MAITARA

Catatan Kecil Untuk Ayah Erik

Bicara tentang laut. Tentu, bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi Seorang Muhammad Senen.
Sejak kecil lautan telah menjadi bagian hidupnya, karena ia memang tumbuh dari keluarga pelaut.

Mewaris darah pelaut dari sang ayah. Laki-laki kelahiran pesisir Maitara ini, Memilih lautan sebagai tempat mata pencariannya.

Mulai dari menjadi seorang motoris rute Rum Bastiong, sampai menjadi ABK kapal ikan. Kadang badai dan gelombang selalu menjadi teman yang paling sejati. Nyanyian suara ombak selalu menjadi penyemangat diri dikala mengejar rupiah.

Muhammad Senen, yanh biasa disapa Ayah Erik ini, tumbuh dan besar di gubuk yang berdinding gabah, berlangit atap, dan berlantai tanah, yang jaraknya semeter dari tempat pembuangan sampah tepatnya di pinggir Sungai (Fola Nguai Maliso)

Bak angin topan yang membuat daun-daun berterbangan. Saat dia mendengar kabar duka kalau, sang ayahnya telah meningal dunia. Rasanya seperti kehilangan harapan dan mimpi-mimpi. Semua keindahan dalam genggamanya hanyalah seperti pasir yang bertebaran. Seperti buih yang melebur di lautan. Seperti awan yang menghilang di langit.

Karena harus kehilangan seorang yang sangat dia sayangi dan seorang yang menjadi tulang punggung keluarganya.

Sosok yang menjadi Perimadona ini. Ia tidak saja menjadi seorang kaka. Tapi dia, juga harus berperan sebagai sosok seorang ayah untuk adik-adiknya.

Di pundaknya Ibunya titipkan tanggung jawab yg begitu besar. Dia harus berkerja keras demi l menghidupi keluargnya, lewat kasih sayang Ibunya TUHAN telah menitipkan kekuatan, kesabaran yang membuat ia mampu menaklukan kerasnya hidup.

Seperti Kata Pepatah,
Nahkoda yg hebat tidak pernah lahir dari lautan yg tenang, seorang petarung bukan karena dia tidak perna jatuh. Tapi dia selalu bangkit dia sat jatuh, Itulh Manusia yg sulit di kalahkan karena dia memiliki mental seperti batu karang yg kokoh di terjang ombak.

Tidak ada pilihan lain selain bangkit dan berdiri dan menjawab tantangan hidup, dengan sedikit tabungan dari hasil motoris. Beliau mencoba berbisnis untuk menambah pundi pundi rupiah.

Mulai dari dibo-dibo ikan, sampai pembeli kopra. Dari tidak pernah hutang sampai dililit hutang. Bahkan kejamnya kehidupan lebih kejam dari omongan tetangga. Cemohan dan hinaan menjelma seperti hujan yang membasahi. Datang seperti banjir bandang yang tak dapat dihentikan. Semuanya itu, menjadi bingkai masa lalu beliau yang sulit dilupakan sampai saat ini.

Pria yang mencalonkan diri sebagai wakil Wali Kota Tidore Kepulauan yang ke Dua Kali ini.
Adalah sosok yang di senangi di semua kalangan. Mulai dari Emak-Emak sampai Anak-anak muda. Beliau bahkan dikenal sebagai pemimpin yang pintar merasa bukan pemimpin yang merasa pintar.

Bicara tentang Dunia politik tidak perlu diragukan lagi. Siapa sih yang tidak kenal Ayah Erik Mutiara dari pesisir Maitara ini.

Mulai dari Morotai sampai Taliabu dia selalu menjadi Primadona. Bahkan Dua periode AGK dan Ali Yasin Adalah hasil Racikan Seorang yang biasa di sapa Ayah Erik ini. Bukan karena AGKnya, Juga bukan karena Ali Yasin-Nya. Tapi karena seorang Muhamad Senennya.Dialah dibalik kemenangan AGK- YA yang rela meningglakn anak dam istri, hanya untuk mempersembahkan kemenangan Terindah kepada AGK-YA.

Dialah Muhamad Senen yang biasa disapa Ayah Erik.

Sudah terbiasa dengan hinaan,
Sudah terbiasa di remehkan,
Sudah terbisa difitnah.

Percayalah semakin besar anda Gaungkan
Hinaan dan fitnah. Itu sama saja anda membuka jalan dia menuju Kemenangan.

Begitulah mutiara yg selalu menjadi mutiara
Walau berada di antara hipokritas yang coba bungkam nurani. Disaksikan sunyi disemangatkan kesedihan, lalu dihibur dalam janji Sang pemilik waktu dan bumi.

spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img

ASPIRASI NEWS

ADVERTORIAL

ASPIRASI SOFIFI

ASPIRASI TERNATE

ADVERTORIAL