Reporter : Maulud Ube
MOROTAI, AM.com – Kinerja Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (Dirut PDAM) Pulau Morotai, M. Umar Ali, dalam memenuhi kebutuhan Masyarakat untuk kebutuhan Air di Pusat Ibu Kota Kabupaten itu patut di acungi jempol. Pasalnya, disaat masyarakat keluhkan Air bersih yang bersumber dari PDAM Morotai itu Dirinya tidak hanya tinggal diam di kantornya.
Buktinya, Selasa (10/09/2019), Dirut juga sempat meluangkan waktu untuk turut memantau pekerjaan perbaikan kebocoran pipa induk di sumber air.
Bahkan, kunjungan Dirut PDAM di Sumber Air bersih itu bukan yang pertama kalinya sejak dirinya menjabat sebagai Dirut PDAM. Namun sudah berulang kali, dengan tujuan mengawasi perbaikian kebocoran Pipa induk yang terjadi di pusat sumber air untuk menjawab keluhan warga di seputaran Kota Daruba.
“Saya setiap minggu pasti datang ke sini, untuk memantau debit air, membersihkan dan memperbaiki kerusakan pada jaringan pipa Air,”akunya.
Menurutnya, masalah kelangkaan air bersih ini selain dari pipa induknya bocor penyediaan airnya pun berkurang karena kondisi alam (Kemarau,red) sehingga debit air nya menurun.
“Jadi masalah air yang dikeluhkan warga itu kita tetap upayakan, karena sementara debit airnya menurun dan pipanya bocor. Jadi selain karena musim kemarau sehingga debit airnya turun, pipa induknya juga bocor sehingga daya dorong airnya pelan,”katanya.
“Karena kemarau dan pipanya bocor akhirnya di Induk pengelolaan air (IPA) juga menurun sehingga suplay airnya tidak semuanya dapat, karena begitu disaat air itu berjalan lancar di saring dulu di IPA setelah itu baru di suplay ke masyarakat,”tambahnya.
Walaupun begitu, Dirinya Optimis bakal memperbaiki semua kerusakan yang terjadi saat ini. Bahkan soal kerusakan pada kedua pipa saat ini telah di tangani oleh Balai Sumber Daya Air (SDA) Provinsi.
“Sementara di perbaiki oleh balai SDA, jika sudah selesai di perbaiki insya Allah sudah bisa di suplay seperti biasanya,”tuturnya.
Sementara Pengawas Pekerjaan kerusakan Pipa Balai SDA Provinsi, Adi, ketika dikonfirmasi Koran ini di tempat terjadinya kebocoran mengaku sedikit terlambat dalam memperbaikinya, sebab medan dimana terjadi kebocoran pipa itu sulit untuk di jangkau.
“Kalau di pipa pertama itu masalahnya kita tidak punya mesin pemanas pipa untuk disambung, makanya karena belum di sambung karena belum ada mesin itu akhirnya daya dorong air pun lemah. Sedangkan yang di sini (Pipa kedua) kita harus butuh takal karena ada longsor jadi kita takut pipianya terlepas, sudah begitu, ada pohon tumbang jadi tindis, makanya kita harus butuh takal,”tuturnya.
“Jadi kita agak terlambat karena medannya sagat terjal dan berjurang sehingga susah di jangkau untuk distribusi material. Medannya tidak bagus, jadi susah untuk turunkan material karena pipanya berada di bawa jurang, Saat ini saja kita distribusi material saja tidak bisa di angkut pake mobil harus menggunakan Sapi untuk tarik material. Begitu di sini sudah selesai di perbaiki kita pindah ke pipa yang ada di induk untuk perbaiki lagi agar suplay airnya berjalan normal,”tuntasnya.