TERNATE, AM.com – Koalisi Perjuangan Rakyat (Kopra) Maluku Utara (Malut) kembali turun ke jalan untuk menuntut agar Pemerintah Provinsi Maluku Utara segera menaikan harga kopra, demonstrasi yang berlangsung di depan Kantor Walikota Ternate ini terjadi saling lempar batu antar massa dan pihak keamanan.
Namun, penyebab terjadinya ricuh di jalan pahlawan revolusi ini berawal dari Mobil Dinas dengan nomor polisi DG 334 KT milik Kepala Diskominfo Kota Ternate, Thamrin Marsaoly pada pukul 15.30 WIT. Senin (10/12/2018)
Pantauan media ini, massa aksi yang muai beringas tiba-tiba melihat mobil Dinas Dari arah utara menuju selatan, lalu massa aksi menahan mobdin sambil naik di atas mobil tersebut, aparat kepolisian lalu merespons dengan menembak Gas Air Mata.
Wakil Kepala Kepolisian Resort (Wakapolres) Ternate, Kompol Jufri Dokomalamo mengaku, penyebab itu terjadi ketika massa aksi melempar batu kepada petugas kepolisian tetapi petugas tidak hiraukan, hanya saja ada salah satu mobil dinas Kota Ternate, dan bukan mobil Dinas Provinsi.
“Kami melakukan pengamanan agar mobil Dinas tersebut bisa di amankan, tetapi massa aksi melempar kita dengan batu sampai-sampai batu tersebut terkenal kendaraan aksi mereka sendiri sehingga kacanya pecah,” katanya.
Olehnya itu, pihaknya melakukan pembubaran dengan Gas Air Mata supaya massa aksi di bubarkan agar tidak melakukan kecelakaan terhadap masyarakat sekitar. Memang surat pemberitahuan massa aksi pada tanggal 10 Desember akan diadakan di Lendmark Kota Ternate.
Terlepas, Kepala Diskomsandi Ternate Thamrin Marsaoly kepada wartawan menyesalkan aksi yang dilakukan sejumlah elemen mahasiswa yang terlalu berlebihan, karena dengan adanya aksi ini sejumlah fasilitas umum menjadi rusak seperti taman dan mobil dinas, sehingga aksi tersebut patut dipertanyakan.
Salah satunya mobil dinas yang menjadi sasarana masa dan fasilitas umum yang lainya hingga dirinya menilai aksi tersebut sudah mengarah pada aksi yang tidak dingingkan.
“Saya meminta kepada aparat kepolisian agar lebih tegas menindak oknum mahasiswa sudah merusak fasilitas umum yang ada hingga dapat merugikan masyarakat, untuk fasilitas sendiri yang rusak dua buah mobil dinas serta fasilitas umum lainnya di taman yang suda dirusaki oleh sejumlah oknum mahasiswa yang sempat mengikuti aksi tersebut,” kesalnya. (man)