Reporter : Hardianto Umagapi
SANANA, AM.com–Hari guru‚ jatuh pada tanggal 25 November. Tepatnya‚ beberapa hari kemarin. Apa kabar‚ nasib kalian yang mengabdikan diri di desa terpencil. Mungkinkah kalian mendapat perhatian sebagaimana tuntutan pendidikan berkualitas dan penerapan sistem pengajaran bermutu.
Pengabdian seorang guru acap kali mendapat cemohan jika tak miliki prestasi. Padahal‚ untuk mewujudkan ini harus didukung dengan sumber daya yang cukup. Baik pengisian tenaga pengajar maupun sarana prasarana penunjang sekolah.
Bagaimana bisa terwujud jika nasib para guru tidak diperhatikan pemerintah daerah (Pemda)‚ baik itu bupati maupun dinas pendidikan dan kebudayaan (Dikbud). Lihat saja‚ rumah dinas (Rumdis) SD Negeri Wanib kecamatan Sulabesi Selatan‚ kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) Nyaris roboh dan tak terawat karena kurang perhatian Pemda dan instansi terkait. Terlihat atap Rumdis dan dinding yang sudah retak belum juga direnovasi sejak diusulkan 2016 silam.
Pantauan reporter www.aspirasimalut.com, Senin (26/11/2018) para guru yang tinggal di Rumdis itu sangat cemas saat hujan. Betapa tidak‚ Rumdis yang tidak layak huni itu terdapat lubang menganga ke langit lantaran plafon dan atap sudah bocor serta lapuk.
“Iya, kami sangat menderita saat datangnya hujan, karena saat datang hujan, itu air tergenang karena atap rumah yang sudah bolong dan plafon juga sudah jatuh lantaran lapuk terkena hujan dan bukan hanya itu kami juga tidak bisa memasak apa bila air sudah tergenang, “Amina Tauda salah satu guru honor saat disambangi.
Kata dia‚ selain atap dan plafon. Para guru juga cemas jika berada dalam rumah karena dinding sudah retak dan nyaris roboh dan sangat berbahaya apabila tibah-tiba terjadi gempa. “Kami sangat ketakutan apa bila sewaktu-waktu terjadi gempa‚”ungkapnya.
Sementara itu‚ terpisah Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Wanib‚ Sulaiman Drakel saat di wawancarai media ini di ruangan kerjanya menjelaskan, rumah dinas tersebut sudah lama di buat. Bahkan pada tahun 2016 sudah diusulkan kepada Kepala Dinas (Kadis) pendidikan dan kebudayaan untuk segera merenovasi kembali rumah dinas 3 (tiga) ruang kelas karena tidak layak digunakan.
“Rumah tersebut saya sudah bertemu sama Kadis untuk meminta agar segera di perbaiki karena tidak layak untuk di tempati lagi, namun hingga sekarang belum ada kepastian dari dinas terkait kapan untuk diperbaiki atau di rehab kembali, tapi apalah daya kami hanya cukup menyampaikannya saja‚”tukasnya.
Dikatakan‚ sebagai pimpinan dirinya ingin berbuat yang terbaik buat murid dan para guru. “Saya selaku kepala sekolah juga ingin yang terbaik buat guru-guru dan murid. Namun apalah daya saya. Saya hanya cukup menyampaikan, tapi kalau tidak di sepakati saya harus berbuat apa‚” keluhnya. Semabari berharap bupati Kepsul dapat mendengar keluhan mereka.