Reporter : Maulud Rasai
MOROTAI‚ AM.com–Pulau Morotai sudah terkenal sejak zaman dahulu. Sepenggal surga yang jatuh di bumi ini tidak saja dikenal lantaran memiliki sejarah pada perang Dunia II. Namun lebih juga dikenal karena memiliki destinasi dan spot pariwisata yang unik dan sangat indah.
Hamparan pulau-pulau sangat memanjakan mata kepada setiap pengunjung. Baik wisatawan lokal hingga manca negara. Namun‚ itu semua harus didukung dengan program – program pengembangan spot pariwisata oleh pemerintah daerah sebagai wujud promosi dan pengembangan destinasi pariwisata bertaraf internasional.
Akan tetapi sejalan dengan itu‚ harus juga didukung oleh masyarakat setempat apalagi jika itu menyangkut dengan warisan leluhur dibutuhkan keseriusan pemerintah daerah dalam pengembangan pariwisata untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD).
Sejalan dengan itu‚ program pengembangan spot destinasi pulau Dodola oleh bupati kabupaten Pulau Morotai‚ Benny Laos bakal terancam gagal karena disegel keluarga marga Kurung sebagai pewaris pulau yang terkenal indah itu dengan alasan Pemda setempat tidak mampuh memanfaatkan keberadaan pariwisata Pulau Dodola.
Dari data yang dikantongi media Ini, sejak Minggu, (11/11/2018) hingga Senin siang (13/11/2018) masih terpampang selembar tripleks dengan tulisan “Dodola disegel Keluarga Kurung” hal ini disebabkan karna kekecewaan Keluarga Kurung atau ahli waris, menilai Pemda Setempat tidak bisa mengelolah dengan baik dalam mendongkrak devisa daerah.
Salah satu keluarga ahli waris, Irfan Hi Abdurahman, ketika dikonfirmasi mengatakan, ketidak mampuan Pemda setempet, atas nama ahli waris Pulau Dodola (keluraga Kurung) menyampaikan protes lewat tindakan penyegelan sementara sampai dengan ditemukan solusi terbaik antara Pemda Pulau Morotai dengan pihak ahli warisu.
“Munculnya protes ini untuk memperjelas hak kita sebagai ahli waris dengan penunaian kewajiban Pemda Morotai dalam pemanfaatan Dodola terhadap kami,”kata Irfan dengan nada kesal.
Selain Irfan, senada juga dikatakan oleh Hadun Kurung (ahli waris), dimana ia meminta adanya kejelasan terkait dengan hak dan kewajiban yang dibuat dalam bentuk MoU atau nota kesepahaman soal pemanfaatan Pulau Dodola, Pemerintah Daerah seharusnya jujur atas ketidak mampuan dalam mengelolah Dodola, karena sudah bertahun-tahun perkembangan tampaknya tidak terlihat, baik dari segi infrastruktur maupun jumlah kunjungan wisatawan.
“Pemerintah daerah dalam hal ini Bupati harus menjelaskan ke kita (ahli waris) soal keseriusan membangun pulau dodola,”pintahnya.
Tidak hanya itu, pihak Keluarga Kurung juga mendesak, agar Pemda Pulau Morotai segera mungkin mengagendakan pertemuan bersama (ahli waris) untuk mencari solusi terhadap permasalahan tersebut.
“Jika Bupati dalam waktu dekat tidak berinsiatif melakukan pertemuan dengan kita maka atas nama ahli waris akan mengambil alih seluruh pengelolaan pulau dodola. Kami juga mempertegas sebelum adanya kesepakatakan kedua bela pihak maka seluruh aktivitas pembangunan baik fisik yang sedang berlangsung saat ini maupun nanti di hentikan sementara itu berarti pulau dodola sementara ditutup untuk dikunjungi,”tegas pihak keluarga.