Reporter : Dirman Umanailo
TERNATE, AM.com–Penerapan program Diniyah di Sekolah Dasar (SD) di kota Ternate yang sudah berjalan 2 (dua) tahun tidak berjalan dengan baik di tiga kecamatan, akibatnya komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ternate, menolak program pendidikan diniyah ini.
Penolakan itu lantaran, masih kekurangan tenaga guru pengajar, seperti guru baca tulis al Quran. Selain itu juga, gaji guru yang tak kunjung dibayar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Ternate. Demikian disampaikan sekretaris komisi III, Is Suaib saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (02/05/2018).
Menurut dia, sistem pendidikan di kota Ternate sebenarnya di benahi kembali. Karena program yang di buat masih saja terhambat dari berbagai aspek.
Oleh sebab itu, ia menuturkan, jika ditinjau kembali mengenai dengam guru diniyah sebenarnya belum efektif. Sebab Guru mata pelajaran masih banyak yang kekurangan di setiap sekolah. “Guru saja belum terpenuhi, kenapa masi ada kegiatan lain, seperti Diniyah,”ungkapnya.
Dikatakan pula, bahwa seharus program pendidikan diniyah ditata kembali supaya jangan terlalu merugikan anggaran. Karena anggaran pendidikan itu mencapai ratusan sampai Milyaran. “Kegiatan yang di buat kalau tidak efektif itu, eh merugikan anggaran saja. Kalau itu tidak dibenahi,”tegas Is.
Ia menghimbau kepada pemerintah kota Ternate, lebih baik program diniyah diganti dengan kegiatan lainnya seperti pelatihan Guru untuk membangun kualitas guru-guru di kota ternate. “Yah, itu kan lebih efektif,”tukasnya.
Meski begitu, dirinya juga mengakui bahwa program yang dijalankan itu cukup baik, namun jangan di lihat programnya tapi hasil akhir. “Kalau hasil akhirnaya tidak maksimal, ya ngapain, maka harus cari solusinya,”terangnya.
Hari besar pendidikan di tahun ini Kata dia, sudah tidak ada masalah mengenai pendidikan, ketika pantauan yang dilakukan oleh Dekot masi banyak masalah kekurangan guru. “Guru mata pelajaran IPA lah, Guru Agama lah, Guru Biologi lah. Kan aneh bin ajaibkan. Sedangkan masih ada solusi yang lain seperti Guru PTT dan lainnya,”tutupnya.
Sementara itu Kadikbud Kota Ternate, Ibrahim Muhammad menuturkan, program Diniyah yang di mulai dari tahun 2015-2018 harus di telesuri kembali. “Di dalam pikiran saya dalam program diniyah harus diubah, seperti di Ternate Selatan cukup 2-3 sekolah yang melakukan program tersebut, tapi itu masih dalam wacana,”ujarnya.
Ia berharal, program pendidikan diniyah ini hanya di harapkan suasana ketika pembalajarannya di siang hari. “Karena berbedah ketika siswa belajar diniyah di sekolah negeri dan madrasah,”imbuhnya.