LABUHA, AM.com–Polemik seputar penerimaan penghargaan dunia champion Of WSIS prizes 2018 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) oleh Pemerintah Daerah (Pemda) kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) provinsi Maluku Utara, pada tanggal 23 Maret 2018 di Jenewa Swiss yang terus dipersoal daro berbagai kalangan, akhirnya ditepis bupati Bahrain Kasuba
Penjelasan orang nomor satu di Halmahera Selatan ini untuk meredam polemik yang terus dikemas hingga merembes ke persoalan Pilkada tahun 2018.
Bupati melalui Kabag Humas dan protokol Setda Halmahera Selatan, Mujiburahman menuturkan kronologis hingga Pemda Halsel mengulang penghargaan bergengsi tersebut. “Perlu Saya luruskan, bahwa program pemberantasan malaria itu memang tidak terlepas dari peran pimpinan daerah sebelumnya, bapam Muhammad Kasuba (MK).
Tahun 2003 terjadi KLB pertama di Halsel dan pada saat itu Bupati-Nya adalah Alm. Bapak Arif Yasin Wahid (AYW), AYW mengeluarkan SK pembentukan pusat pengendalian Malaria atau Malaria Center tahun 2004. Begitu pula bupati MK, ketika terjadi KLB di 2007 sehingga beliau membuat program pemberantasan malaria dengan memberdayakan masyarakan yg namanya PLA (Participatory Learning and Action) tahun 2007 dan termasuk juga lahirnya Perda Malaria usulan inisiatif DPRD pada tahun 2011 yang kala itu jabatan Ketua DPRD saat itu Bahrain Kasuba,”jelas Mujiburahman kepada wartawan, Kamis (5/4/2018) siang tadi.
Disebutkan, program yang telah dicanangkan tahun anggaran 2016, pertama kali bupati Bahrain melalui Dinas Kesehatan memprogramkan LACAK Malaria yang kepanjangannya yaitu Lapor Cepat Kasus Malaria, melalui TIK (Teknologi informasi dan komunikasi), yakni sebuah Aplikasi Pelaporan Cepat Penderita Malaria melalui Handphone di daerah terpencil.
LaCaK Malaria, Ia menjelaskan, bahwa aplikasi mobile untuk pelaporan cepat kasus malaria yang kirimkan oleh petugas kesehatan pada polindes, pustu dan puksesmas sesaat setelah penderita mendapat pemeriksaan dan pengobatan malaria.
Selain itu, kata Mujiburahman LaCaK Malaria berbasis UMB atau USSD Menu Browser (Unstructured Supplementary Service Data) yang dipergunakan mengirimkan data kasus penderita malaria (by name) dan pelaporan stok obat malaria dari petugas polindes, pustu dan puskesmas ke Malaria Center.
“Perlu diketahui juga, Program Lacak malaria ini baru pertama kali masuk menjadi program Dinkes tahun anggaram 2016 periode Bupati BK sampai saat ini sehingga mendapatkan penghargaan Dunia Campion Of WSIS Prizes 2018 dari PBB tgl 23 maret 2018 di Jenewa Swiss kemarin,”terangnya.
Sementara pada 2021 mendatang, Bupati Kasuba sudah menargetkan program eliminasi malaria atau Bebas Malaria (Zero Malaria) di Halsel akan terwujud di tahun 2021. (Echa’L)