Reporter : Dirman Umanailo
TERNATE, AM.com–Sungguh disayangkan nasib pendidikan di provinsi Maluku Utara khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sejak diambil alih oleh pemerintah provinsi setahun yang lalu. Dari kekurangan fasilitas sekolah hingga Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang tak kunjung cair. Akibatnya, banyak sekolah yang melaksanakan Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) dalam kondisi yang memprihatinkan.
Tidak terkecuali, SMAN 4 Kota Ternate terpaksa harus meminjam uang ke berbagai pihak termasuk koperasi sekolah untuk membiayai pelaksanaan USBN di hari pertama, Senin (19/03/2018).
Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 4, Kandacang kepada wartawan mengatakan, dana BOS yang belum cair selama 3 (tiga) bulan ini membuat pihak sekolah harus andalkan pinjaman pihak ketiga (koperasi) yang didirikan melalui sumbangan para guru. “Yah, tinggal dana bos-nya cair baru kita kembalikan, atau ganti pinjamannya. Beruntung pinjaman ini tidak menggunkan sistem bunga sehinga tidak terlalu berat,”ubgkapnya.
Dijelaskan, dana pinjaman itu dipergunakan saat ujian nasional (UN) berdasarkan jumlah siswa sebanyak 371 dan pengawas baik dari SMAN 1, SMAN 3, SMAN 2, SMA AL-Hairat, SMAN 5, dan SMAN 8 sebanyak 38 pengawas yang tersebar di 19 ruangan UN. Pengawas di hari pertama ini, lanjut dia, hanya difokuskan dua mata pelajaran UN yakni Pendidikan Agama dan BHS Indonesia, mulai pukul 07.15 dan berakhir pukul 12.00 WIT, dilaksanakan selama 7 hari.
Keterlambatan pencairan dana BOS tahun 2018 ini, Kandacang berharap tidak terulang pada USBN tahun mendatang. Olehnya, melalui PGRI telah menyurat ke Mendikbud. “Kami sudah mendapatkan informasi dari PGRI sudah mengirim surat ke Meneteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud),”terangnya.