Reporter : Dirman Umanailo
TERNATE, AM.com–Ketua Persatuan Guru Repoblik Indonesia (PGRI) Cabang Kota Ternate pertanyakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang tak kunjung dicairkan pemerintah provinsi Maluku Utara melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Diknas) selama tiga bukan sejak Januari 2018 lalu. Kondisi ini memaksakan seluruh SMA/SMK se-Kota Ternate harus meminjam uang dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2017-2018.
Ketua PGRI Cabang Kota Ternate, Hadi Hairudin kepada wartawan, Kamis (15/3/2018), mengatakan, dana BOS yang belum dicairkan akan terpengaruh di setiap sekolah, dan memperhambat kegiatan belajar mengajar, ulangan, dan persiapan Ujian Nasional (UN), yang akan dilaksanakan pada tanggal 19 Maret mendatang. Bukan saja itu, kata dia, anggaran itu juga digunakan untuk pembayaran gaji guru Honorer dan pegawai Honorer, sedangkan anggaran itu tidak ada dari bulan Januari Maret belum diterima, berarti sangat terpengaruh dalam pekerjaan para guru terutama honorer maupun pegawai honorer.
Sehingga itu, PGRI mendesak kepada Pemrov agar secepatnya mencairkan dana BOS untuk transfer ke sekolah-sekolah yang ada di Maluku Utara, supaya dana itu bisa dipergunakan untuk kebutuhan sekolah karna bagaimana pun juga sekolah sangat berharap dana yag di tunggu.
“Jikalau beberapa hari ini tidak di proses maka kita akan mengajukan hal ini kepada pihak PGRI Provinsi untuk bertemu dengan gubernur agar kita bisa mencari solusi sampai bisa di cairakan,”tegasnya.
Lanjut dia, karena sudah banyak keluhan di beberapa sekolah yang ada di kota ternate kepada PGRI untuk segera berkominikasi dengan pihak provinsi sehingga dana ini cepat trealisasi. “kalau dari provinsi tidak menindak lanjuti maka kita dari PGRI sendiri akan menanyakan apa kendalanya atau maslahnya sampai anggaran belum di selesaikan. jika di indahkan dari pemrov, maka harus disebarkan ke publik supaya sekolah-sekolah juga bisa mengetahui kendalanya ,”ungkapnya.
“jika ada kendala maka dari sekolah juga ada cara untuk mengantisipasi masalah yang akan datang. tapi setidaknya tidak terjadi sedemikian karena dari pihak sekolah akan hutang, dan hutang itu pasti ada bunganya, sedangkan sekarang ini tidak ada dana komite untuk partisipasi, pasti saja disetiap sekolah akan mengalami kesulitan,” jelasnya.
kata dia, biar pun dana yang masih diproses, tapi jangan ada pungutan liar, sebab pungutan itu sudah dilarang keras, karena dana BOS sudah di sediakan dari Daerah maupun pemerintah pusat. lanjut dia, kehadiran dana bos ini untuk membantu masyarakat, membatu orang tua untuk mengerangi biaya pendidikan, olehnya itu ia berharap sekolah tidak lagi melakukan pungutan apapun.
“Maka harus Pemrov secepat mungkin mengeluarkan anggaran itu agar tidak berdampak pada pungutan liar di sekolah-sekolah,”pintanya.
Sementara itilu, Kepala SMP Islam Kota Ternate, Wahda Umsohi, menambahkan, Dana BOS di bulan ke Maret ini belum disalurkan ke nomor rekening sekolah yang berada di maluku utara sehingga beberapa IT kegiatan yang kami harus laksanakan di satu dua minggu ke depan dalam simulasi ujian, USBN, USBK dan sebagainya, maka harus dibutuhkan anggaran yang banyak.
Kata dia, jika anggaran belum ada disaat kebutuhan mendesak maka dari sekolah akan meminjam uang agar bisa membantu dalam kepentingan kegiatan kedepan, karna harus ada pengawas dan fasilitasi lainnya.
“Tapi kami tak mau ada pengutan liar, karena sudah ada bantuan BOS dan BOSDA yang kita ketahui bersama bahwa ada anggaran tersebut,” Ujarnya.
“Saya mengharapkan dan seluruh pimpinan sekolah kepada pemrov dan Dikbud Provinsi Malut segera mencairkan Dana BOS,” Tutupnya.