Reporter : BL. Mayabubun
TERNATE, AM.com–Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebutkan kabupaten Pulau Taliabu sangat tertinggal dibandingkan dengan daerah lain, terutama pertumbuhan ekonomi. Dan Kota Ternate menempati peringkat tertinggi pertumbuhan ekonominya dibandingkan dengan daerah lain.
Hal itu ia sampaikan saat rapat Koordinasi MenKeu dengan para kepala daerah se-Malut dalam rangka memantau pengelolaan dan sosialisasi dana desa, di aula Grand Dafam hotel Ternate, Kamis (8/3/2018).
Menteri terbaik se-Dunia ini mengatakan, perekonomian provinsi Maluku Utara yang diukur dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga berlaku, saat ini sudah mencapai Rp 7,7 triliun dibanding nasional yang berada di kisaran Rp 13,820 triliun. “Petumbuhan ekonominya bahkan lebih tinggi, jadi ketika pertumbuhan ini terus lebih tinggi, maka angka dari Kue ekonomi Maluku Utara makin lama makin akan membengkak terhadap nasional,”ucapnya saat memberikan pengarahan kepada Kepala Daerah yang mengikuti kegiatan tersebut.
Meski begitu, Sri Mulyani justeru khawatir dari sisi inflasi yang masih sedikit lebih tinggi diatas nasional yang diikat dengan tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan yang berada di bawah nasional.
Kata dia, dari sisi PDRB, paling tinggi kota Ternate dan paling rendah kabupaten Taliabu, yaitu 7,8 triliun, Taliabu 61,06 triliun. “Pertumbuhan ekonomi yang dekat dengan Ternate adalah paling besar sehingga bisa tumbuh 8 persen, dan inflasinya paling rendah yakni Ternate, sedangkan dari kabupaten yang paling rendah adalah Halmahera Utara,”ungkapnya.
Sedangkan kabupaten Halmahera Tengah, pertumbuhan ekonominya justeru mencapai diatas angka 11 persen atau masih diatas Ternate yang hanya 8 persen dan nasional berada pada posisi 5.0 persen. “Jadi anda sudah sangat tinggi sekali, dan inflasi tadi disampaikan Ternate adalah termasuk yang terendah dibandingkan kabupaten/kota yang lainnya,”jelasnya.
Jika dilihat dari sisi kondisi kesejahteraan masyarakat, menurutnya, Kota Ternate semestinya paling rendah hanya 2,73 dan ini sudah termasuk yang paling terendah di dunia. “Itulah makanya anda hapy, karena di dunia itu penduduk miskin di bawah 2,5 itu dianggap sudah tidak ada orang miskin, namun Haltim memiliki tingkat kemiskinan diatas nasional 15,25 persen, gini rasio disini lebih rendah dari nasional, dan yang paling terkecil adalah Kota Tidore, dan yang paling besar kesenjanganya adalah Haltim,”tukasnya.
Ia menjelaskan, Kota Ternate harus mampuh mengurangi angka pengangguran. “Saya lihat mungkin nanti orang akan banyak migrasi ke Ternate, dengan jumlah penduduknya meningkat, maka tingkat pengangguranya sulit untuk turun ke bawah. “Ini saya belum lakukan investigasi, tapi kalau lihat angkanya saya ambil, mungkin karena ini perkotaan orang kemudian tertarik untuk datang ke sini,”ucapnya.
Sementara itu, Sekkot Ternate M Tauhid Soleman ketika dikonfirmasi usai rapat koordinasi dengan MenKeu mengatakan, ada berapa indikator yang dipakai dalam menetapkan pertumbuhan ekonomi kota Ternate bisa menempati urutan paling tinggi, yakni dilihat dari kinerja keuangan, pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat.
“Jadi ada beberapa catatan yang disampaikan tadi setelah dibedah APBD per masing-masing Kabupaten/Kota dalam provinsi Maluku Utara, Ternate masih lemah itu berkaitan dengan persoalan pengangguran, jadi pengangguran ini bisa saja itu itu diperkirakan dari migrasi keluar,”terangnya.
Tetapi itu kata dia, menjadi catatan bagi Pemkot Ternate untuk melakukan perbaikan seperti perluasan lapangan pekerjaan agar angka pengangguran dapat ditekan.
“Kemudian yang kedua, berkaitan dengan berbagai kegiatan itu juga bersanding dengan yang di tahun barusan, tahun ini kan kita dapat nilai C, itu salah satunya dilihat dari program yang ada, program masih terlalu banyak, mudah-mudahan dengan perbaikan Program yang di bawah 100 kita masih bisa terjadi perningkatan terkait dengan sasaran kinerja instansi pemerintah,”pungkasnya.