Bau Busuk dan Ribuan Botol Bekas, Cerita Sampah dari Lelong Ternate

Reporter : Dirman Umanailo

TERNATE, AM.comSebagian masyarakat Maluku Utara mengetahui Ternate, merupakan salah satu kota penuh dengan sejumlah taman yang indah dan penataan ruang publik serta permukiman ditata dengan baik. Bahkan, lingkungan masyarakat bebas dari tumpukan sampah apalagi sampai mengeluarkan bau busuk menyengat hidung.

Namun, cerita indah itu sangat kotras dengan kemegahan kota Ternate dengan sejumlah icon kota yang penuh keindahan beberapa tahun terakhir ini. Sebab, masih di pusat kota dan tidak begitu jauh dari pusat pemerintahan, jika masyarakat yang menapaki kaki di lingkungan yang dikenal sebagai warga asal suku Bajo dahulu, kini dikenal lingkungan Lelong kelurahan Makassar Timur, kecamatan Ternate Selatan harus menutup hidung akibat aroma tak sedap berasal dari tumpukan sampah dan ribuan botol bekas air mineral.

Bau busuk hampir seantero masuk ke rumah warga ini sudah menjadi langganan warga setempat, karena kurang mendapat perhatian pemerintah kota Ternate, khususnya Badan Lingkungan Hidup (BLH) melalui bidang kebersihan dan persampahan.

Akibatnya, tumpukan sampah ini kian hari semakin menumpuk dan menjadi langganan tumpukan sampah di waktu musim penghujan, lantaran warga dilingkungan ini sebagian rumah mereka adalah rumah gantung diatas air.

Pantauan reporter www.aspirasimalut.com, sejak pekan kemarin, hingga Selasa (6/3/2018), gundukan sampah tersebut belum juga dikeruk untuk dikeluarkan. Tak pelak, beberapa warga saat dikonfirmasi terkait sampah dengan ribuan lalat ini, sudah sering dikeluhkan kepada pemerintah kota Ternate, dan bahkan media sudah sering mempublis namun tidak ada tindakan dan solusi dari pemerintah setempat.

Susi Mokodompis, salah satu warga lingkungan Lelong saat ditemui, menuturkan masyarakat lingkungan Lelong sudah bertahun-tahun mengalami kondisi yang buruk di kerumuni oleh sampah-sampah di setiap sudut rumah.

Kata Dia, penyebab utama tumpukan sampah dan bau busuk itu lantaran BLH melalui bidang terkait, tidak memiliki jiwa besar untuk melihat kondisi yang dirasakan masyarakat. “Instansi terkait tidak ada jiwa kreatif untuk menata sampah dengan baik,”ujarnya.

Bukan saja itu, kata Susi, sampah yang dibiarkan berbau busuk ini, penyebab utama karena adanya reklamasi pantai yang semakin luas. “Kalau bukan karena reklamasi lalu apa? sampah dan air tidak mengalir seperti biasanya, tapi dibiarkan oleh BLH melalui bidang kebersihan. Padahal tumpukan sampah ini boleh dibilang masih di dalam kota. Dan pada intinya setiap hujan, kami disini yang menjadi korban serangan sampah dari dataran tinggi melalui selokan,”cecarnya.

Ia mengemukakan, instansi terkait hanya melihat tanpa memikirkan solusinya agar sampah dan bau busuk dapat diatasi dengan baik. “Tanya saja kepada masyarakat Lelong tentang sampah pasti saja mereka bilang sudah bosan untuk di dengar, karena sampah ini terus menerus ditanyakan oleh Pemkot maupun media tapi tidak ada yang mengurusi sampah ini,”semprotnya kesal.

Lebih jauh Susi mengungkapkan, akibat bau busuk ini, kehidupan masyarakat sangat terganggu apalagi dimalam hari. “Apalagi pada malam hari, kami tidak bisa tidur sebab bau busuknya semakin tajam,”terangnya, sembari berharap agar masalah sampah dan bau busuk tersebut segera diatas oleh Pemerintan Kota Ternate dalam waktu dekat.

ASPIRASI NEWS

ADVERTORIAL

ASPIRASI SOFIFI

ASPIRASI TERNATE

ADVERTORIAL