Reporter : Dirman Umanailo
TERNATE, AM.com–Setiap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pastinya diharapkan dapat tumbuh untuk menghasilkan hasil produksi yang dapat dipasarkan dalam rangka mendongkrak pendapatan daerah. Terlebih lagi, biaya operasional BUMD menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Seperti halnya PT. Alga Kastela Bahari Berkesan, pada tahun 2018 ini, Pemerintah Kota Ternate menganggarkan Rp1 miliar, namun sejak November 2017 hingga akhir Februari 2018 belum juga beroperasi dan terancam ‘bangkrut’.
Ini bukan tanpa alasan, pemecatan mantan Direktur Utama (Dirut) anak perusahaan PT. Holding Company ini lantaran pada tahun 2017 tidak ada nilai produksi untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun, bukanya menjawab persoalan tersebut dengan mengganti Dirut yang baru, Sarman Saroeden. Malah, PT. Alga Kastela Bahari Berkesan mengalami kemunduran cukup drastis, karena sibuk dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2018. Sebab, dirinya saat ini menjadi kuasa hukum pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (Bur-Jadi).
Padahal, syarat utama menjadi Dirut PT. Alga Kastela Bahari Berkesan adalah mengundurkan diri dari jabatan apapun, termasuk profesi yang melekat. Dan itu disanggupi oleh Dirut terpilih Sarman Saroden, serya sudah di setujui Wali Kota Ternate, Burhan Abdurrahman sebelum cuti kampanye.
Sibuk urus gugtan Paslon Bur-Jadi di Bawaslu Maluku Utara, PT. Alga Bahari Berkesan pada tahun 2018 ini terancam gagal produksi. Seperti pantauan reporter www.aspirasimalut.com, pada Minggu (25/2/2018), tidak ada aktifitas produksi karena tidak ada stok bahan baku dan karyawan tidak tetap tidak lagi bekerja, bahkan karyawan tetap hanya tidur-tiduran karena tidak tahu mau berbuat apa.
Tidak hanya itu, mesin produksi terlihat tidak terurus dan beberapa mesin sudah rusak tidak dapat digunakan lagi selama 4 (empat) bulan terakhir. Begitu juga tempat penjemuran agar-agar di samping kantor yang begitu panjang terlihat kosong, hal ini mengkibatkan karyawan harian maupun karyawan tetap merasa resah dengan kondisi tidak ada aktifitas.
Saat ditemui, salah satu karyawati, Asmi Aski mengatakan, PT. Alga masih kekurangan bahan baku, dan bahan baku itu masih dicari stoknya di luar daerah. Ia menyebutkan, bahan baku biasanya diambil dari Pulau Obi, Morotai, dan Bcan. “Kalau sekarang ini stok masih kosong, lihat saja mesin yang tidak jalan, tempat penjemuran pun tidak ada agar-agar yang dijemur,”ucapnya.
Dijelaskan, karyawan harian sebanyak 16 orang masih beristrahat, hanya karyawan tetap yang berjumlah 13 orang saja yang masih masuk kerja. “Karyawan harian itu dari bulan September 2017 sampai bulan Februari ini tidak kerja. Kalau pegawai tetap 13 orang sekalian dengan manager produksi dan manager keuangan yang lainnya staf dan pegawai tetap,”terangnya.
Asmi mengaku bingung dengan pergantian Dirut PT. Alga Kastela Bahari Berkesan. Sebab, aejak terpilih hingga saat ini belum juga masuk kantor. Sehingga itu, menurut dia, perusahaan hang bergerak di bidang rumput laut itu, sebaiknya tutup saja. “kalau Direktur perusahaan ini kami juga bingung yang mana, karena beliau jarang masuk dan kami tidak tahu sebenarnya yang mana?. Kalau boleh secepatnya bahan baku dimasukan kalau tidak, ya ditutup saja,”imbuhnya.
Menanggapi itu, wakil ketua II DPRD kota Ternate, Ikbal Ruray menegaskan, semestinya setelah terpilih Sarman Saroden melakukan kerja-kerja nyata. Sebab, persetujuan pengangkatan Dirut PT Alga itu sudah cukup lama, akan tetapi yang menjadi pertanyaan kenapa sampai saat ini belum juga dilantik. Padahal sudah semestinya Dirut BUMD Holding Company fokus agar secepatnya PT. Alga ini bisa melakukan aktifitas produksi.
Sehingga, lanjut dia, tenaga kerja tetap yang selama ini tidak beroperasi sudah barus beropersi, karena perusahaan yang dibiayai menggunakan uang daerah itu sebelumnya sudah merugi cukup besar. Akan tetapi pada tahun 2018 ini kembali dianggarkan. “Nanti akan saya komunikasikan dengan komisi yang membidangi, supaya segera mungkin menyelesaikan masalah ini dan akan kita koordinasikan dengan Sekot,”ujarnya.
Sarman yang terpilih sebagai Dirut PT. Alga dan masih aktif sebagai pengacara sangat disesalkan, mantan ketua DPRD Kota Ternate ini. Sebab, kata dia, Sarman Saroden telah menandatangani surat pernyataan akan mengurukan diri dan fokus untuk membangun perusahaan yang telah merugikan daerah ini pada proses seleksi sebagai Dirut PT. Alga. Oleh karena itu, jika akan dipertanyakan kalaupun dilantik maka semua profesinya harus dilepas.
“Bagi saya karena dalam syarat sudah ditetapkan syarat harus melepas seluruh aktifitas profesi yang lain, otomatis dengan terpilihnya sebagai Dirut PT. Alga harus melepas kegiatan yang lain kenapa jadi persoalan masih mau jadi kuasa hukum Bur-Jadi itu sesuatu yang keliru,”cibirnya.
Untuk itu, DPRD akan mengambil sikap agar segera menyelesaikan persoalan tersebut. Karena jika tidak, maka perusahaan ini akan bangrut terus dan tidak akan lernah bangkit jika tidak diurus dengan baik. “Kalau sudah terpilih kenapa tidak dilantik, kenapa tidak jalan kalau urus kegiatan yang lain kan sesuatu yang kurang pas, bagaimana si pemerintah tidak menyikapi hal -hal begini nanti orang protes,”ungkapnya.
Dikatakan, apabila diprotes karena tidak beroperasi dan merugi, pasti ada berdampak dan pada gilirannya merekrut lagi orang baru seabagai Dirut. “Ini kan butuh waktu lagi, kalau seperti ini, maka perusahaan tidak ada visi hang jelas seperti apa, mendingan tutup,”pungkasnya.