Kemenhub Kucur 20 Miliar Peningkatan Fasilitas Bandara Weda

Reporter : Risno Kimhai

WEDA, AM.comKementerina Perhubungan (Kemenhub) melalui direktorat jenderal (Ditjen) perhubungan udara, siap menucurkan anggaran Rp 20 miliar untuk peningkatan fasilitas Bandar Udara (Bandara) Weda, kabupaten Halmahera Tengah (Tengah), seperti perluasan jalan, pembangunan ruang tunggu (terminal penumpang) dan perluasan landasan pacu. Demikian disampaikan wakil bupati Halteng, Abdul Rahim Odeyani kepada reporter www.aapirasimalut.com, Jumat (23/2/2018).

Ia mengaku, kepastian pengucuran dana berbandrol Rp 20 miliar itu, saat dirinya diudang kepala biro perencanaan kememterian perhubungan RI, Kamis (22/2/2018).

Untuk memastikan lesiapan daerah, Dia memuturkan Bupati Halmahera Tengah, Edi Langkara bersedia untuk menyiapkan anggaran pada APBD Perubahan 2018 untuk mendorong percepatan pembagunan sisi darat Bandara Weda, yang mulai dari jalan masuk ke bandara, dan pembangunan ruang tunggu.

Dikatakan, secara geografis Halteng berada di titik yang sangat strategis dalam percepatan pembangunan transportasi udara yang menghubungkan beberapa daerah. “Titik starategis dikarenakan berdekatan dengan sebagian wilayah, yakni kabupaten Halmahera Selatan, dan sebagian wilayah Kota Tidore Kepulauan,”ucapnya.

“Selain itu Halteng juga berada pada daerah yang sangat strategis karena berdekatan dengan Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua, yang memiliki potensi wisata yang sudah mendunia,”sambungnya.

Dijelaskan pula, wisatawan lokal dan wisatawan asing yang akan ke Raja Ampat via sorong memakan biaya yang cukup besar bisa mencapai Rp3.000.000 sampai dengan Rp5.000.000. Dibandingkan dari Weda ke Raja Ampat yang hanya membutuhkan biaya Rp1.000.000 sampai Rp2.000.000.
Bahkan, kata Dia, Direktur Bandara Udara dan Biro Perencanaan Kebandaraan Kemenhub, mengatakan bahwa Bandara yang ada di Kota Ternate tidak menjamin keberlangsungan aktifitasnya.

“Karena kita tahu semua, pulau Ternate memiliki gunung berapi sehingga diwaktu waktu tertentu terjadi letusan, sehingga sangat berpengaruh terhadap aktifitas bandara,”orang nomor dua di Halteng ini melalui pesan WhastApp.

Lebih lanjut ia menyampaikan, Bandara Weda adalah solusi untuk melayani penerbangan yang ada di Maluku Utara. “Bayangkan saja ketika terjadi letusan gunung Gamalama (Ternate) masyarakat Maluku Utara harus ke Manado untuk melanjutkan penerbangan,”tuturnya sembari mengatakan, hal itu sangat berpengaruh terhadap biaya tinggi ke Manado dengan biaya Rp500.000 sampai Rp1.000.000 melalui Ternate, Tidore, Halmahera Barat, dan Sofifi ke Weda hanya memakan biaya Rp. 250.000.

Sebagaimana diketahui, hadir dalam pertemuan tersebut dari Kementerian Perhubungan yakni Direktur Bandara Udara dan Biro Perencanaan Kebandaraan. Sementara dari Pemda Halmahera Tengah hadir Wakil Bupati Halmahera Tengah didampingi Kadis Perhubungan, A. Yasin Hayatuddin. “Pembahasan tersebut di akhiri dengan penandatangan berita acara kesepakatan dan persetujuan pembangunan bandara,” tutupnya.

spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img
spot_imgspot_img

ASPIRASI NEWS

ADVERTORIAL

ASPIRASI SOFIFI

ASPIRASI TERNATE

ADVERTORIAL