Reporter : Diman Umanailo
TERNATE, AM.com–Ketua Yayasan Insitut Agama Islam (IAI) As-Siddiq, H. Siddiq Dero Siokona menjelaskan aksi yang dilakukan oleh mahasiwa As-Siddiq ada yang menggerakan untuk melakukan aksi di hadapan rektorat kampus STKIP Kie Raha untuk mempertanyakan anggaran pembangunan kampus.
Gejolak demonstrasi oleh mahasiswa kampus As-Siddiq Kie Raha Maluku Utara dibeberapa hari yang lalu, sebagaimana dipublis media ini, www.aspirasimalut.com para mahasiswa menanyakan anggaran pembangunan kampus yang dinilai tidak transparansi, dari beberapa deretan masalah yang dilontarkan oleh koordinator lapangan dalam tuntututannya untuk mengembalikan uang pembangunan sebesar Rp 2.500.000, dan keluar dari kampus As-Siddiq.
Dari hasil tuntutan itu, ketua yayasan sekaligus PJS Kampus IAI As-Siddiq Kie Raha Maluku Utara, H. Siddiq Dero Siokona saat ditemui reporter www.aspirasimalut.com di ruang kerjanya, Sabtu (10/2/2018) mengatakan, aksi yang dilakukan oleh mahasiswa, pasti saja ada yang menggerakkan mereka, dan mereka itu adalah dosen pengajar kampus As-Siddiq dan telah memutuskan untuk keluar dari kampus. Dan mereka itu baru mengajar di kampus baru (As-Siddiq).
Meski begitu, kata Dia, bahwa para staf dosen itu baru dua bulan mengajar dan sudah mengajak mahasiswa As-Siddiq melakukan pemboikotan kampus. “Ustad model apa ini, kalau ini di biarkan maka yang salahnya itu anak cucu saya di kampus As-Siddiq akan mendapat virus radikal mereka,”cecarnya.
“Dosen siapa pun yang mengajar di Insitut Agama Islam (IAI) As-Siddiq berarti dosen itu mempunyai ahlak yang baik untuk mendidik anak yang calon-calon ustad maka harus di berikan pemahaman yang bisa menjaga hidup keislaman kedepan, tapi bukan untuk melakukan radikal,”ungkapnya.
Menurutnya, para dosen ini tidak paham tentang pendidikan, yang dimaksudkan 13 pengajar yang berada di As-Siddiq. “Karena dosen itu tergolong 4 golongan yang pertama, dosen sebagai pendidik, ke dua dosen sebagai pengajar, yang ke tiga dosen sebagai mencari nafkah, dan ke empat dosen sebagai pengacau. Dari keempat golongan tersebut maka mereka tergolong dalam golongan ke empat yaitu pengacau bukan dosen sebagai pendidik,” tegasnya.
“masalah anggaran pembangunan kampus As-Siddiq sebenarnya tidak usah di tanyakan, itu urusan saya untuk menjalankan pembangunan itu bukan mereka, itu hanya profokasi dari orang yang saya sudah katakan tadi untuk menggirng anak-anak untuk aksi menanyakan anggaran pembangunan. Dan itu tidak masuk akal ketika ditanyakan anggran pembangunan, sedangkan uang pembangunan mahasiswa hanyalah berapa untuk di ketahui mahasiswa,”sambungnya menjelaskan.
Siddiq menegaskan, akan dilakukan antisipasi agar tidak ada lagi mahasiswa yang menjadi korban atau dikeluarkan dari kampus. “Harus dipanggil dulu orang tua mereka untuk membicarakan menyangkut dengan dosen yang melibatkan mahasiswa aksi dan mengundurkan diri dari kampus. karena saya membela anak-anak saya untuk membersih mereka punya masa depan,”ujarnya.