Kabupaten Halmahera Utara Posisi Tertinggi
SOFIFI, AM.com–Rangking tertinggi jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome atau sering dikenal HIV/AIDS di Maluku Utara ditempati usia 20-29 tahun. menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara sejak tahun 2004 hingga bulan September 2017, jumlah kasus HIV/AIDS yang dilaporkan setiap tahunnya masih didominasi usia 20-29 tahun dan paling tertingi di kabupaten Halmahera Utara pengidap penyakit HIV/AIDS.
Kepada Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Maluku Utara Dr. Idhar Sidi Umar, M. Kes, saat ditemui, Minggu (3/12/2017) menyebutkan, jumlah kasus HIV/AIDS di Maluku Utara sepanjang tahun 2004 sampai bulan September 2017 terdapat 942 kasus yang terdiri dari pengidap HIV 609 kasus dan AIDS sebanyak 333 kasus. Sementara berdasarkan laporan yang ditangani di kabupaten/kota, kabupaten Halmahera Utara menempati urutan tertinggi pengidap HIV/AIDS yakni untuk pengidap HIV sebanyak 127 sedangkan AIDS sebanyak 234 kasus.
Idhar menjelaskan, data itu juga diperoleh berdasarkan layanan Konseling dan tes (KT) yang aktif sebanyak 29 kali, yakni di kota Ternate 8, Halut 6, Halbar 4, Halsel 4, Tikep 2, Halteng 2, Morotai 1, dan di Sula 2. Semanatara layanan Infeksi Menular Seksual IMS sebanyak 12 Layanan untuk kota Ternate 6 dan Halut 6. Layanan Perawatan Dukungan & Pengobatan (PDP) sebanyak 3 Layanan dilakukan di RSUD dr Chasan Boesoirie Ternate, RSUD Tobelo dan Klinik Hohidiai. Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB) 7 di kota Kota Ternate serta Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (TB-HIV) 13 Layanan yakni di Ternate 7, dan Halut 6.
Berdasarkan data itu. Idhar mengemukakan bahwa jumlah kasus HIV/AIDS di Maluku Utara menurut tahun 2004 hingga September 2017 untuk penderita AIDS pada tahun 2004 sebanyak 2 kasus, tahun 2005 tidak ditemukan kasus AIDS di Maluku Utara, tahun 2006 sebanyak 1 kasus, tahun 2007 sebanyak 5 kasus, tahun 2008 sebanyak 6 kasus, tahun 2009 sebanyak 5 kasus, tahun 2010 sebanyak 24 kasus, tahun 2011 sebanyak 50 kasus, tahun 2012 sebanyak 79 kasus, tahun 2013 sebanyak 65 kasus, tahun 2014 sebanyak 77 kasus, tahun 2015 sebanyak 111 kasus, tahun 2016 sebanyak 130 kasus dan di tahun 2017 menurun menjadi 54 kasus.
Sementara untuk penderita HIV sejak tahun 2004 hingga tahun 2007 tidak ada kasus penanganan HIV. Nanti ditemukan kasus HIV di Maluku Utara mulai pada tahun 2008 sebanyak 2 kasus, tahun 2009 sebanyak 3 kasus, tahun 2010 sebanyak 3 kasus, tahun 2011 sebanyak 23 kasus, tahun 2012 sebanyak 35 kasus, tahun 2013 sebanyak 37 kasus, tahun 2014 sebanyak 63 kasus, tahun 2015 sebanyak 38 kasus, tahun 2016 sebanyak 85 kasus dan pada tahun 2017 hingga bulan September ditemukan sebanyak 44 kasus penderita HIV di Maluku Utara.
“Kalau dilihat penyebaran jumlah kasus HIV/dan AIDS per kabupaten/kota sejak tahun 2004 hingga September 2017 itu, di kabupaten Pulau Taliabu tidak ditemukan sama sekali hingga tahun 2017 ini. Sementara di kabupaten Halmahera Tengah pengidap HIV 2 kasus, AIDS 8 kasus total 10 kasus. Morotai HIV 9 kasus, AIDS 12 kasus total 21 kasus, Halmahera Selatan (Halsel) HIV 14 kasus, AIDS 16 kasus total 30 kasus. KepSul HIV 8 kasus, AIDS 17 kasus total 25 kasus. Tilep HIV 12 kasus, AIDS 28 kasus total 40 kasus. Haltim HIV 10 kasus, AIDS 34 kasus total 44 kasus. Halbar HIV 19 kasus, AIDS 56 kasus total 75 kasus. Ternate HIV 131 kasus, AIDS 202 kasus Total 333 kasus. Dan paling tertinggi ditempati Halut yakni HIV 127 kasus, AIDS 234 total 361 kasus,”paparnya.
Dia menambahkan, untuk jumlah kasus HIV/AIDS di kota Ternate tahun 2007 sampai September 2017. Di tahun 2007 untuk HIV tidak ada sementara AIDS 3 kasus, tahun 2008 pengidap penyakit HIV 2 kasus dan AIDS 7 kasus, tahun 2009 HIV 3 kasus dan AIDS 3, 2010 HIV 1 kasus dan AIDS 14 kasus, tahun 2011 HIV 5 kasus dan AIDS 35 kasus, 2012 HIV 16 kasus dan AIDS 42 kasus, 2013 HIV 19 kasus dan AIDS 23 kasus, 2014 HIV 17 kasus dan AIDS 18 kasus, 2015 HIV 11 kasus dan AIDS 28 kasus, 2016 33 kasus dan AIDS 25 kasus dan untuk tahun 2017 hingga bulan September HIV 17 kasus dan AIDS 13 kasus.
“Untuk komulatif atau presentase pengidap HIV/AIDS ini kami jadikan kota Ternate sebagai sampel populasi, baik itu jenis pekerjaan, umur mapun cara peneybaran HIV/AIDS,”terangnya.
Sehingga itu, Ia menyebutkan, di kota Ternate komulatif kasus HIV/AIDS menurut jenis pekerjaan di Kota Ternate tahun 2007 hingga September 2017, terdiri dari anggota Dewan 1 orang, pelaut 1 orang, Security 2 orang, Buruh 3 orang, honorer 3 orang, nelayan/petani 4 orang, pelajar/mahasiswa 10 orang, TNI/Polri 10 orang, belum dikethui 11 orang, ojek/sopir 13 orang, karyawan swasta 36 orang, PSK/panti pijat 37 orang, tidak kerja 41 orang, PNS/Guru/dosen 43 orang, IRT 59 orang dan Wiraswasta 71 orang.
Sementara untuk trend kasus HIV/AIDS menurut jenis pekerjaan di Kota Ternate tahun 2012 hingga September 2017, yakni wiraswasta pada tahun 2012 palinggi dan menurun di tahun 2013, di tahun 2014 meningkat, 2015 menurun, dan terus menurun 2016, hingga tahun 2017.
Sedangkan pengidap paling tertinggi di dominasi oleh Ibu Rumah Tangga (IRT) pada tahun 2016, dan paling rendah di tahun 2015. Sementara 2017 menurun dari jumlah kasus pada tahun 206. Sementara untuk PSK pada tahun 2012 paling tertinggi sementara tahun 2013, 2015 dan 2015 menurun dari tahun 2012. Sementara si tahun 2016 menurun dan tahun 2017. “PNS/guru/dosen paling tinggi di tahun 2012 dan tahun 2016. Sementara tahun 2013, 2014 dan 2015 jumlah kasus tidak meningkat. Sedangkan untuk tahun 2017 jumlah kasus menurun,”tukasnya.
Disebutkan Pula, bahwa HIV/AIDS jika dilihat pada kelompok umur sejak tahun 2004 hingga tahun 2017, posisi tertinggi pada usia 20 hingga usia 29 tahun sebanyak 381 kasus. “untuk kelompok umur ini yakni umur kurang dari 1 tahun sebanyak 14 kasus, umur dari 1-4 tahun 19 kasus, umur 5-15 tahun 5 kasus, umur 15-19 tahun 19 kasus. Paling tertinggi untuk kasus HIV/AIDS di tempati pada umum 20-29 tahun sebanyak 381 kasus, posisi kedua pada umur 30-39 tahun 354 kasus. Sementara umur 40-49 tahun 110 kasus, umur 50-59 tahun 35 kasus dan diatas 60 tahun 5 kasus.
Disebutkan juga, kasus HIV/AIDS per kelompok umur di kota Ternate tahun 2004 hingga bulan septemer 2017 yakni untuk nol tahun 4 kasus, umur 1-4 tahun 4 kasus, umur 5-14 tahun 1 kasus, umur 15-19 tahun 2 kasus, palinggi pada usia 20-29 tahun 64 tahun 64 kasus, umur 30-39 tahun 50 kasus; umur 40-49 tahun 7 kasus, umur 50-59 tahun 2 kasus. Dan pada umur 60 tidak terdapat kasus HIV/AIDS.
“Presentase kasus HIV/AIDS menurut faktor risiko di Maluku Utara tahun 2012 hingga bulan September 2017 paling tinggi pada Heteroseks yakni 80 hingga 94 persen. Sedangkan jumlag kasus disebabkan transfusi darah terjadi pada tahun 2015 dan 2016 sebesar 3 hingga 6 persen. Penyebab Biseks pada tahun 2016 sebesar 7 persen. Penyebab Perinatal paling tinggi pada tahun 2014 sebesar 18 persen dan menurun pada tahun 2017 sebesar 5 persen. Penyebab IDU’s paling tinggi tahun 2012 mencapai 22 persen dan menurun pada tahun 2017 hanya mencapai 9 persen. Penyebab Homosekstahun 2012 mencapai 6 persen dan meningkat pada tahun 2017 mencapai 17 persen,”paparnya lagi.
“Presentase kasus HIV/AIDS menurut faktor risiko di kota Ternate tahun 2012 hingga bulan September 2017 paling tinggi penyebabnya Heteroseks rata-rata sejak tahun 2012 hingga tahun 2017 mencapai 72 hingga 88 persen dan palin palinggi pada tahun 2013cmencapai 88 persen. Disusul karena Homoseks menjngkat padavtahun 2017 mencapai 30 persen dibandingkan pada tahun 2016, 2015 hanya mencapai 18 persen. Sedangkan IDU’s palin tinggi tahun 2012 mencapai 32 persen dan menurun pada tahun 2017 11 persen,”sambungya.
Dikatakan pula, prosentase ODHA saat laporan dibuat di Maluku Utara tahun 2012 hingga bulan Sepember 2017, terdiri dari pada tahun 2012 jumlah kasus meninggal 15 persen, dan hidup 85 persen. tahun 2013 jumlah kasus meninggal 11 persen, dan hidup 82 persen. Tahun 2014 jumlah kasus meninggal 6 persen dan hidup 91 persen. Tahun 2015 kasus meninggal 10 persen dan hidup 89 persen. Tahun 2016 jumlah kasus meninggal 4 persen dan hidup 92 persen dan di tahun 2017 meninggal 7 peren dan hidup 80 persen.
“Prosentase ODHA saat laporan di buat d kota Ternate tahun 2012 hingga bulan Sepember 2017 dapat disebutkan pada tahun 2012 jumlah kasus meninggal 18 persen, dan hidup 82 persen. tahun 2013 jumlah kasus meninggal 17 persen, dan hidup 81 persen. Tahun 2014 jumlah kasus meninggal 5 persen dan hidup 91 persen. Tahun 2015 kasus meninggal 14 persen dan hidup 80 persen. Tahun 2016 jumlah kasus meninggal 4 persen dan hidup 85 persen dan di tahun 2017 meninggal 7 peren dan hidup 83 persen,”pungkasnya. (blm)