Repoter : Maulud Rasai
MOROTAI, AM.com– Aksi kekerasan di sekolah kembali terjadi di Kabupaten Pulau Morotai, dimana salah satu siswa Sekolah Dasar (SD) galo-galo kecamatan morotai selatan (Morsel) dipukuli gurunya yang juga berkapasitas sebagai kepala sekolah yang berinisial (Y).
Aksi pemukulan itu menyebabkan salah seorang siswa terpaksa dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan medis akibat pukulan gurunya yang terlalu keras.
Berdasarkan data yang dikantongi koran ini, kejadiannya itu terjadi pada Senin (20/11/2017), dimana, kepsek memanggil salah satu siswa dan langsung melakukan pemukulan, akibat dari pemukulan itu, membuat wajah siswa tersebut terluka sehingga korban langsung dilarikan ke Rumah sakit. Tak terima dengan pemukulan itu, Kepsek langsung dilaporkan ke Dinas Pendidikan dan ke polisi agar kasus itu diproses secara hukum.
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan (Kadikbud) Morotai F. Revi Dara, membenarkan adanya kejadian tersebut. Hanya saja, dalam kasus itu bukan terkait penganiayaan, melainkan hanya memberikan kedisiplinan terhadap siswa dengan cara menampar.
“Sebenarnya ini bukan penganiayaan, tapi hanya memberikan disiplin, memang kepsek mengaku menampar dan dia mengakui kesalahannya, saat siswa itu melapor di dinas, ternyata sudah sehat,”tuturnya ketika dikonfirmasi reporter www.aspirasimalut via handphone, Rabu (22/11/2017).
Dalam pandangannya, tindakan kepsek dengan melakukan penamparan terhadap siswanya itu dianggap sudah menjadi masalah. Sebab, dijaman sekarang, setiap tindak tanduk yang berkaitan dengan kekerasan sangat dilarang.”Kalau di jaman orde baru itu biasa, sekarang tidak bisa lagi, kejadian itu kita sudah periksa kepseknya, dan memang sementara kita pakai dasar PP 53 sehingga yang bersangkutan bisa d beri sanksi ringan, dan untuk masalah ini sudah diselesaikan di dinas dan di Polres juga sudah dicabut laporannya karena selesai secara kekeluargaan.”jelasnya.
Hanya saja, terkait sanksi, dirinya mengaku masih relatif. Sebab, Kepsek tersebut sudah lama mengabdi di Galo Galo. “memang kita masih pertimbangkan soal sanksi. Sebab, Kepsek ini sudah 30 tahun mengabdi di Desa Galo-Galo, kebanyakan guru guru yang mengabdi di sana (Galo Galo) itu hanya 3 sampai 4 bulan saja sudah minta pindah, bahkan ada 2 orang guru yang berasal dari Galo Galo juga tidak betah tinggal disana dan maunya mengabdi di luar, sementara Kepsek ini sudah sangat lama, makanya tergantung kita lihat kondisinya,”tuturnya kembali.
Dia menambahka, rencana Jumat ini pihaknya akan turun ke desa tersebut sekaligus bertemu dengan masyarakat setempat sekaligus melihat kinerja Kepsek selama berkarir sebagai guru.”Banyak masyarakat yang tidak mau agar kepsek itu pindah dari sekolah itu, makanya jumaat ini saya akan turun sekaligus bertatal muka dengan masyarakat menerima masukan dan lainnya,”tutupnya.