LABUHA, AM.com-Melalui wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) Asnawi Lagalante menyampaikan, jika warga etnis Bajo yang berada di wilayah Kabupaten Halsel merasa tidak diperhatikan oleh Pemerintah setempat.
Ketidak pedulian Pemda terhadap etnis Bajo ini, terlihat saat pembangunan Rumah Adat oleh Dinas Pariwisata Halsel, tidak menyertakan rumah adat Bajo. Padahal, sederatan rumah adat ini, ada 18 etnis yang mendiami kabupten Halsel terlihat berjejeran. Bahkan, rumah adat diluar Halsel pun dengan rapi sederatan dengan rumah adat yang lain.
“Etnis di Halsel ada 18, yang didalamnya juga ada etnis Bajo. Namun tidak ada rumah adat mereka yang dibangun, padahal Warga Bajo juga berniat memasarkan budaya mereka sendiri melalui event WIFT nanti,”ujar Asnawi kepada reporter www.aspirasimalut.com, Rabu (04/10/17) diruang kerjanya.
Politisi PKS ini mengaku, sebelumnya sudah ada janji dari Bupati Halsel Bahrain Kasuba untuk membangun rumah etnis Bajo. Akan tetapi hingga saat ini tak kunjung dibangun. “Saya sudah sampaikan ke saudara Bupati, bahwa etnis Bajo juga ingin berpartisipasi apalagi ada momen kedatangan Presiden RI, namun sampai sekarang tak dibangun,”cetusnya.
Putra asli Bajo yang juga Wakil rakyat dua Periode ini menyayangkan sikap Pemda. Ia menilai etnis Bajo juga bagian dari rumpun Halsel sehingga harus diperlakukan sama dengan etnis lainnya.
“Rumah etnis Papua dan Manado sementara dibangun, masa Bajo tidak ada, Bajo juga bagian dari 9 persekutuan Kesultanan Malut, sama halnya dengan pesta politik Bajo 100 persen aktif,”tuturnya.
(echa’L)