LABUHA, AM.com-Setiap orang ada zaman-Nya, dan disetiap zaman pasti diisi oleh manusia sebagai pemimpin. Nah, bagaimana kalau mengisi zaman sebagai pucuk pimpinan yang dipercayakan rakyat namun tidak dilaksanakan dengan baik…?
Ini segelumit gambaran Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Provinsi Maluku Utara dibawah kepemimpinan Nahrawi Robbu, banyak menyisahkan tunggakan pekerjaan yang belum selesai dikerjakan, menyangkut regulasi kepentingan masyarakat.
Terkuaknya, sejumlah masalah yang ditinggalkan Nahrawi setelah dilakukan pergantian alat kelengkapan DPRD Halsel beberapa waktu lalu. Sebab, pasca dilakukan pergantian pucuk pimpinan Komisi, setiap komisi langsung action melakukan berbagai progres pekerjaan. Namun, komisi III terlihat tidak mulai berbenah. Padahal, dibalik itu tersimpan sejumlah masalah yang sudah berkarat dimeja Ketua komisi III.
Demikian hal, itu disampaikan Ketua komisi III Abdurahman Hamza saat ditemui reporter www.aspirasimalut.com di lruang kerjanya Senin (2/10/17). Dia menuturkan, jika setumpuk masalah hingga kini belum diselesaikan ketua Komisi terdahulu.
“Saya jabatan ketua komisi III belum genap sebulan bekerja, tapi sudah banyak keluhan yang saya dapat, baik keluhan internal Komisi maupun masyarakat. Kami minta waktu untuk penyelesaian satu persatu, tunggakan masalah yang lain saja hingga kini belum ditentukan, ini jadi pelajaran bagi kami untuk dokumen APBD akan kami perbaiki,”bebernya.
Mantan sekertaris komisi I itu menegaskan, bahwa dalam waktu dekat, dirinya bersama anggkota komisi III lainnya akan fokus pada PR Kasus terdahulu setelah itu barulah intens yang lain.
“Kita benahi dulu yang menjadi PR setelah itu baru yang lain, ini akibatnya jika ketua tidak loyal pada tunggujawab yang diemban,”cibirnya.
Sementara itu, Ketua Komisi III Nahrawi Robbul saat dikonformasi tidak dapat menampik segudang masalah yang ditinggalkan untuk dikerjakan ketua komisi III saat ini.
Bahkan, Ia meminta penggantinya Abdurahman Hamza agar memahami mekanisme, sebab sudah menjadi tradisi setiap kepemimpinan.
“Bukan mati suri alias fakum hanya saja belum sempat menyelesaikan semuanya sudah ada pergantian bukannya Sudah budaya jika pimpinan pengganti melanjutkan apapun yang ditinggalkan pimpinan terdahulu. Sebab untuk menyelesaikan keluhan masyarakat butuh jeda waktu untuk penyelesaian.” cetusnya.
(echa’L)