TERNATE, AM.com–Jelang lebaran Idul Adha 1438 Hijriah Balai Karantina Pertanian (BKP) Klas II Ternate berhasil menyita ratusan kilogram daging ayam potong busuk. Daging ayam asal Surabaya itu disita saat pemeriksaan muatan kapal di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, Selasa 22 Agustus 2017 lalu.
Kasubag Tata Usaha BKP Klas II Ternate Simon Soli saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (30/8/2017) mengatakan, ratusan kilogram ayam potong tersebut membusuk akibat terjadinya kerusakan pada alat pendingin kontener (freezer container) di atas kapal saat pelayaran dari Surabaya menuju Ternate.
“Sekitar 280 sekian kilogram daging ayam dari Surabaya itu membusuk karena ada kerusakan freezer di atas kapal. Saat dibongkar dilakukan pemeriksaan ditemukan daging ayam sudah membusuk dan kita menyampaikan kepada pemiliknya bahwa daging ini tidak boleh untuk dipasarkan,” jelas Simon.
Seluruh daging ayam tersebut lanjut Simon, langsung dimusnahkan dengan cara dibakar dalam wadah galian tanah di instalasi karantina milik BKP Klas II Ternate di Kelurahan Sasa, Kecamatan Ternate Selatan.
Dijelaskan, untuk daging sapi pihaknya belum mendapatkan temuan daging bermasalah yang masuk ke wilayah Provinsi Maluku Utara (Malut). Meski begitu, karena Malut merupakan satu-satunya daerah di Indonesia yang masuk kategori bebas flu burung (Avian Infulensa) sehingga setiap unggas atau daging yang masuk jika terdeteksi tidak dapat dikonsumsi akan disita dan dimusnahkan.
“Adapun komoditas ayam itu ada yang berasal dari Sulawesi Utara, Surabaya, ada juga dari Makassar. Jadi karena status bebas avian infulensa maka kami ekstra ketat, dalam arti kami juga libatkan instansi terkait seperti TNI, Polri, Syahbandar, Angkatan Laut, Polairud, untuk sama-sama lakukan pengawasan,” jelas dia.
Ditambahkan, pengawasan terhadap pangan impor antar daerah yang masuk ke wilayah Malut melalui pelabuhan dan bandara terus diawasi secara intens oleh pihaknya. Tidak hanya pangan hewani, pangan dari komoditi tumbuh-tumbuhan pun ikut diawasi. Tujuannya, BKP Klas II Ternate ingin memastikan seluruh pangan yang masuk ke wilayah Malut benar-benar layak dikonsumsi dan dipasarkan.
(azka romero)