TERNATE, AM.com–Beberapa partai pendukung pemerintah bersiap mengusung pencalonan Joko Widodo sebagai calon presiden pada Pemilihan Umum 2019. Salah satu partai yang menyatakan dukungan kepada Jokowi adalah Partai HANURA. Penetapan dukungan ini saat dilaksanakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Bali 6 Agustus lalu. Selain Partai HANURA yang sudah menyatakan sikap untuk mendukung Jokowi sebagai presiden kali kedua, yakni Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Sementara itu, sejumlah partai pendukung pemerintah lainnya, seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Amanat Nasional (PAN), belum menyatakan dukungannya pada Pilres 2019 mendatang. Konstalasi politik nasional ini, menurut ketua DPD HANURA Maluku Utara terpilih, Basri Salama, bahwa situasi dinamika politik nasional itu, pasti punya benang merah dengan Pilkada serentak di seluruh Indonesia. Sebab, ini terkait dengan Pemilihan Presiden (Pilres), partai partai yang mendukung presiden Jokowi, pasti memiliki benang merah dengan koalisi-koalisi di tingkat daerah.
“Tapi inikan sangat dinamis kita lihat perkembangan terakhir Maluku Utara inikan, belum ada batas yang jelas antara pendukung pemerintah dan nonpemerintah. saya melihat ini juga pendukung pemerintah juga mencalonkan pasangan pasangannya sendiri seperti PDIP mencalonkan Rudi Erawan, Golkar mencalonkan Ahmad Hidayat Mus. Itu juga bukan berarti mereka dalam satu kekuatan untuk pemenangkan satu gubernur, jadi itu pengaruhnya tidak terlalu besar,”ungkap Basri kepada wartawan usai terpilih, Minggu (27/8/2017) kemarin.
Disebutkan, kalau membaca sinyal-sinyal kerja dalam penjajakan dan pertemuan ditingkat pusat antara beberapa partai ini, Partai HANURA tidak menutup diri dari Partai non pemerintah seperti PKS, Gerindra, Demokrat dan itu bisa terjadi koalisi, bahkan kita membuka intensitas komunikasi dengan PKS, Gerinda dan Demokrat dalam rangka penjajakan koalisi di daerah.
“Saya kira bisa jadi HANURA berkoalisi dengan demokrat, PBB, PKPI. kalau HANURA berkoalisi dengan Demokrat, PBB, PKPI itu kita sudah tahu arah-Nya ke siapa, dengan Golkar arah-Nya ke siapa dan dengan PDIP arahnya ke siapa, kita sudah tahu gambaran itu, ke PKS ya siapa, jadi segala kemungkinan bisa terjadi, bisa saja dengan PKS dan bisa saja dengan PBB siapa yang sudah direkomendasi, saya rasa peluang itu sudah dimiliki oleh setiap kandidat,”terangnya.
Selain itu Dia menegaskan, untuk menentukan kemenangan Partai HANURA secara nasioanl. Maka harus dikonsolidasikan dengan baik, karena pada Rapimnas lalu, Partai HANURA telah menyatakan sikap mendukung pencalonan Jokowi sebagai presiden periode ke dua. “Sikap ini tidak menutup kemungkinan akan terjadi di Maluku Utara, dari beberapa partai yang sudah menyatakan sikap dan partai non Pemerintah. Tinggal kita lihat kedepan-Nya seperti apa dari hasil survey. Kalau hasilnay kita harus berkoalisi maka kita harus berkoalisi sesuai dengan peta politik nasional. Kami juga memiki 4 kursi di parlemen, itu artinya kita juga diperhitungkan untuk mengusung calon gubernur,”pungkasnya.
(blm)