TERNATE, ASPIRASIMALUT.COM – Ajun Komisaris Polisi (AKP) Nurlela Balubun, SH. Merupakan salah satu anggota Polisi Wanita (Polwan) Polda Malut, sekaligus Perempuan pertama yang dimiliki provinsi Maluku Utara (Malut) yang sudah menjabat 4 pimpinan Kepala Kepolisian (Kapolsek) di dua kabupaten.
Boleh dibilang, Lela, sapaan akrapnya merupakan perempuan tangguh dengan menitik karir sebagai anggota Polri. Ia memulai menitik karirnya pada tahun 2008 sebagai perwira dengan mengemban tugas sebagai kepala unit (Kanit) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) di Polres Halmahera Selatan (Halsel) dengan pangkat inspekur dua pada tahun 2010 dirinya ditetapkan sebagai kapolsek polres Halsel.
Karena selalu menjalankan tugas dengan baik dan tekun, Dirinya kemudian dipercayakan menjadi Kapolsek Makian pada tahun 2011, setelah itu pada tahun yang sama Lela kembali dipercayakan sebagai Kapolsek Kecamatan Bacan timur.
Di tahun 2012, dengan keberhasilannya di Polsek Bacan Timur, Ia dianugrahi kenaikan pangkat berpangkat Iptu inspektur satu pada tahun 2013 dan langsung dipercayakan sebagai Kapolsek Taliabu Polres Kabupaten Kepulauan Sula dan akhirnya dikembali lagi ke Polres Halsel pada tahun 2015 sebagai Kasat Reskrim Polres Halsel.
Berhasil menjadi Kasat Reskrim Polres Halsel, tahun 2016 dinaikan pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) Nurlela dan kembali dimutasikan ke Polda Malut sebagai kepala tindak kekerasan terhadap permpuan dan anak Dit Krimun Polda Maluku Utara dan pada Desember 2016. “Saya di mutasikan sebagai Kasat Narkoba Polres Kabupaten Pulau Morotai,”bebernya.
Ia menuturkan, sebagai anggota Polri, yang memiliki tanggungjawab tehadap negara dan bangsa, memiliki tanggungjawab kepada keluarga sebagai ibu rumah tangga.
Dia mengajak kepada seluruh perempuan khusus untuk ibu dari anak-anak penerus bangsa agar selalu memperhatikan keluarganya terutama anak-anak harus di kontrol setiap pergaulan anak serta berikan pemahaman bahaya narkoba mulai dari diri sendiri keluarga lingkungan dan masyarakat. “Untuk menyalamatkan genersi muda dari bahaya narkoba, pedomanilah dengan dasar agama yang kuat ketika di fandasi agama yang kuat tidak akan mudah terpengaruh dalam pergaulan bebas,”pintahnya.
Menurutnya, banyak orang beranggapan seorang perempuan tidak mampu untuk menduduki suatu jabatan karena terkendala dengan beban seorang ibu yang mana mengurus rumah tangga dan tugas sebgai seorang anggota Polri namun baginya hanya kunci adalah iklas melaksanakan tugas dan dapat membagikan waktu antara tugas dan keluarga sehingga kedua -duanya dapat berjalan dengan baik karena keberhasilan suatu tugas tidak terlepas dari dukungan keluarga dan ridho Allah SWT.
Dikatakannya, pengalamannya selama ini ada faktor – faktor yang mempengaruhi para perempuan terlibat narkoba bukan lagi maslah ekonomi tetapi gaya hidup atau pergaulan karena narkoba suda masuk di semua kalangan baik kalangan ekonomi bawah sampai kalangan atas semuanya karena gaya hidup yang hanya menginginkan berheppy atau hura -hura.
Hal itu membuat keterlibatan perempuan pada narkoba dominan para anak-anak mulai dari usia 15 tahun ke atas karena anak -anak mudah sudah di pengaruhi dalam pergaulan bebas di masyrakat.
Dia menyampaikan, untuk memperingati hari kartini yang harus di lalukan oleh kartini-Kartini saat ini teruskan perjuangan ibu kartini yang sudah mengankat derajat kaum perempuan sehingga tidak di anggap sepele di mata masyarkat dengan mengisi pembamgunan di indonesia dengan menujukan eksis di berbagai bidang sehingga dapat menduduki jabatan -jabatan strategis itu sudah terbukti banyak bahwa Kartini muda mulai eksis.
maka dengan momentum hari Kartini juga ia mengajak kepada semua perempuan. “wahai kartini – kartini muda bangkitlah dan tunjukan kalau kita kaum perempuan juga mampu utuk di berikan tugas dan dapat eksis setara dengan kaum laki- laki bangkit lah -bangkitlah kartini muda slamat hari kartini dan sukses dalam karir Allah selalu melindungi kita smua amin,”tutupnya.
(blm)
