SOFIFI, ASPIRASIMALUT.COM – Magister Ilmu Komunikasi Politik Universitas Marchu Buana Jakarta, Arman Panigfat menilai, Ketua Koordinator Bidang Pemengan Pemiliu Indonesia II DPP Partai Golkar, Ahmad Hidayat Mus (AHM) memiliki kans politik kuat sebagai calon Gubernur di Pilkada Malut. Ini disebabkan kuatnya basis politik baik ditingkat DPD II maupun DPP Partai Golkar.
Dengan modal tersebut, Arman menyebutkan bahwa DPP Partai Golkar akan menetapkan AHM sebagai calon Gubernur Malut karena mantan bupati Sula dua periode ini memiliki kantong politik di beberapa daerah, seperti kabupaten Taliabu, kabupaten Halteng, kabupaten Halut dan Pulau Morotai. Hal ini lantaran keempat kabupaten tersebut kepala daerahnya dipimpin oleh orang Golkar.
Namun, Lanjut Dia, Calon Petahana KH Abdul Ghani Kasuba patut diperhitungkan karena memiliki basis massa yang kuat di kalangan bawah. Sebab, gubernur Malut ini selalu melakukan aktivitas silaturahim ke daerah-daerah menambah kedekatan AGK dengan masyarakat. “Itu yang sudah dilakukan, Pak Gubernur sehingga punya peluang besar karena ditopang oleh kekuatan basis massa tradisional. Dan bahkan belakangan ini, AGK sudah rajin silaturahmi ke desa-desa, itu menjadi kekuatannya,”ungkap Arman.
Dia berpendapat, jika nantinya pada Pilgub mendatang dipaksakan AHM dan AGK berhadap hadapan, maka sudah pasti keduanya akan memilih wakilnya sebagai penentu kemenangan. “Saat ini, AHM maupun AGK belum bisa menentukan sikap siapa calon wakilnya. Karena peta politik sudah terbaca akan terjadi duet seperti Pilgub putaran kedua tahun lalu. Sehingga itu, keduanya menunggu waktu hingga masuk akhir pendaftaran di KPU. Dengan begitu akan memilih wakilnya yang tepat untuk mendulang suara melalui basis milik calon wakil gubernur,”terangnya.
Dia menambahkan, konfigurasi etnis di Pilgub mendatanag tidak signifikan untuk dimainkan. Namun dilihat ketokohan, integritas, jujur dan dapat menerima aspirasi dari tingkat bawah. “Kalau memilih lintas etnis sebagai potongan basis lawan politik, kiranya ini tidak terlalu signifikan. Karena masyarakat saat ini sudah mulai belajar untuk melilih pemimpin yang ideal, sekalipun itu calon asal etnis tertentu, namun sudah tidak dipercaya karena integritas sudah tidak dapat dipercaya,”ujarnya. (blm)